Rabu, 29 Oktober 2008

pengumuman : "saya kidal..."

pernah merasa tertohok?
tersudut? termalukan?*bahasa apa ini?*
serius, saat saya halal bi halal kemarin itulah yang say rasakan
saat saya mengambil lontong opor
seorang anak yang tunarungu bertanya pada ibunya sambil melihat kepada saya
"ada apa nak?" saya pikir dia hendak berkata sesuatu pada saya
ibunya mencoba menerjemahkannya
"apa sebab memakai tangan kiri"
*saya boleh pingsan sebentar? untuk sekedar berpikir?*
oke, tanpa pingsan, saya berpikir cepat, agak lambat, karena saya memperlambatnya dengan senyuman termanis
"saya kidal nak..."

saya ini sering pengumuman, terlanjur sering
katakanlah saya adalah salah satu orang dengan kebutuhan khusus
ya gimana gak khusus, saya ini sampe saat ini bingung kalo mau diajarin gitar, lha saya pegang kebalik je sodara-sodara
yang saya bingung lagi, banyak masyarakat yang ndak terbiasa dengan ini
ya, saya paham sih, karena ini juga berkaitan dengan etika
tapi sungguh, tidak ada niat saya untuk melanggar etika tersebut
saya juga ndak mau mempermalukan orangtua saya yang jangan2 dianggap gak ngajarin saya beretika
karena kidal ini menjadi seperti spontanitas untuk saya
kebiasaan...tapi bukan kebiasaan yang ditimbulkan ato dibiasakan
karena memang sejak lahir saya begitu

ibu saya pernah cerita kalo pas beliau hamil saya, beliau pernah melihat seorang apoteker menulis pake tangan kiri cepet banget, sampe beliau terpana
apa itu sebabnya?
saya kira tidak...ada faktor genetis yang melingkupinya
karena ponakan saya juga punya kecenderungan yang sama, tanpa ibunya mengalami pengalaman sama seperti ibu saya

saya ingat..ibu saya memasukan saya ke TK yang pengelolanya punya hubungan keluarga dengan kami
supaya saya bisa terawasi dan belajar untuk masuk ke aliran kanan
maka, alhamdulillah, saya bisa menulis dan makan dengan tangan kanan
namun untuk aktifitas lain, sulit bagi saya untuk memakai aliran kanan ini
tapi sungguh saya merasa beruntung untuk urusan etika ini
karena satu tekanan sosial telah dilepaskan kepada saya sejak saya kecil
saya bertemu dengan seorang teman di SMU yang kidal juga, dia gagal dan berhenti makan karena hanya bisa makan pake tangan kanan, risih katanya diliatin
oaaalaaah...kenapa ya banyak yang tidak terbiasa dengan cara kami?
sampai saat ini, kadangkala saya "lupa" menggunakan tangan kiri untuk menyendok nasi, memegang cangkir,dll
sungguh tidak ada maksud tidak menghormati orang lain
maka suami saya seringkali mengingatkan "bu, minum pake tangan kanan"
ato teman di kantor "eiiits...fie kok pake kiri"
untuk yang baru tahu kebiasaan ini, biasanya saya pengumuman "maaf, saya kidal"
tapi bagi saya sekarang, ini bukan lagi terasa seperti tekanan sosial
saya hanya perlu menjelaskan bahwa saya memang "berbeda"
dan perbedaan itu tidak lantas membuat saya bermaksud tidak menghormati etika

sampai saat ini, saya ada rasa syukur bahwa Allah memberikan saya "anugerah" kidal ini
ada beberapa hal yang terintegrasi dengan kidal ini yang membuat saya sungguh menyukai menjadi kidal
saya juga sangat bersyukur bahwa orangtua saya telah memberikan pelajaran etika kanan untuk hal-hal tertentu
meskipun dalam proses pembelajaran itu, ada masa-masa disorientasi arah
saya bingung membedakan kanan dan kiri
tangan kanan dan kiri
sandal kanan dan kiri
alhamdulillah itu tidak berlangsung lama
dulu saya pakai strategi menulis huruf "S" yang saya ciptakan sendiri
kemana huruf "S" menghadap, itu adalah kanan
namun, disorientasi ini bisa juga kelangsungannya berbeda
ponakan saya yang sudah kelas 2 SMU itu, masih bingung membedakan sandal kanan dan kiri, sepatu kanan dan kiri
walhasil, kalo di toko sepatu harus ditemani

kidal pernah menjadi seperti ketakutan bagi saya
--jelas-jelas ini tidak seharusnya terjadi--
saat saffa mulai besar dan mulai menggunakan tangannya, saya sempat khawatir dia kidal
bukan apa-apa, saya khawatir dengan tekanan sosial yang menghadangnya
saya sendiri sudah bertekad, kalau punya anak kidal, saya tidak akan memaksakannya menggunakan tangan kanan, kecuali untuk makan saja
saya ndak mau anak saya mengalami juga disorientasi arah seperti saya, ato ponakan saya
saat-saat itu tidak menyenangkan sama sekali

tapi saya senang menjadi kidal
saya senang pernah disorientasi arah
karena saya tahu rasanya menjadi "spesial"
saya juga senang diingatkan
karena saya jadi belajar mengkomunikasikan sesuatu yang "spesial"

***saya sebetulnya mau pake gambar yang representatif gitu, tapi apa daya, koneksi sedang tidak bersahabat blasss..

Tidak ada komentar: