Senin, 22 September 2008

baju sayamerah dong, kaos dalem ayah juga...

sebetulnya saya mau posting yang lebih berkualitas hari ini
tapi gimana lagi, ada aja kejadian aneh tiap hari
seperti hari ini, yang mobil tiba2 ngadat dan cerita baju merah saya

saya suka sekali baju merah
maka, dalam 2 bulan ini saya punya dua baju merah dan satu kerudung merah
baju merah pertama saya siapkan untuk wisuda, eeeeittts
baju merah kedua saya siapkan untuk pasangan kerudung merah baru saya itu

tapi hari ini saya merasa berdosa telah menularkan virus merah saya itu pada keluarga saya
sebuah pemaksaan
meskipun bukan saya pelaku utamanya

pagi ini, suami saya mendapat delegasi untuk menyalakan mesin cuci
namun, siang ini saat akan menjemur, terperangahlah saya
lha semua baju berwarna merah
kaos putih panjang saya jadi merah
celana panjang saffa jadi merah
baju baru saffa jadi merah
dan yang paling mutakhir adalah...
sekarang ayah punya kaos dalem warna merah muda..sungguh...seperti itu kira2 warnanya

apa rupa?
ternyata ayah memasukan baju batik merah itu ke dalam mesin cuci
addduh...ya iyalah
"kan udah ayah tanyain tadi pagi"
"kapan ya?"

Korelasi ASI dan daun pepaya


tiga hari lalu, saya akhirnya memutuskan untuk menjadi sapi, ups, maksudnya, berhenti untuk menyusui saffa
ada berbagai pertimbangan. pertama, saffa sudah cukup besar, hampir dua tahun. kedua, saya merasa dia terlalu lekat pada saya, terutama karena "memeh" itu. wah kalo di rumah ada saya, kayaknya asosiasi bebas nya ya langsung "memeh " begitu ketemu saya
maka, dimulailah penelitian saya
cara pertama, kunyit. saya ulek, lalu dioleskan. apa yang terjadi, dia oke2 aja tuh, ndak merasakan ada yang aneh dengan "memeh" nya
cara kedua, gurunya bilang kemampuan bahasa dan pemahaman saffa kan memang sudah bagus, maka sebetulnya bisa diberi pengertian. sungguh, saya bukannya tidak mengenal anak saya. saya tahu dan yakin betul kemampuan bahasa dan pemahamannya sudah bisa dimanfaatkan untuk menyapih. tapi alih2 untuk bisa menyapih, malah jadi boomerang. lha gimana ndak, saffa udah paham betul kata "SAPIH", udah paham betul bahwa memeh nya akan berhenti. maka ketika ditanyakan, diberi pengertian, maka jawabnya "NDAK!!"
huaaaaaa
nah, cara ini yang berhasil dilakukan tetangga saya pada anaknya : DAUN PEPAYA
maka, dimulailah dengan merebus daun pepaya, lalu menguleknya. nah, trus dioleskan. apa yang terjadi? wah saya senang betul, saffa mulai geli dan jijik ngeliatnya. begitu mau memeh, dia heran trus bilang "jijik..."
tapi apa yang terjadi berikutnya??? dihapuslah si daun pepaya itu. lalu mulailah dia memeh kembali. saya sendiri heran, apa ya nggak pahit ya? lha wong saya aja cuma nyolek, paitnya minta ampun
maka, sehari itu, saya cuma bingung sendiri. lha pripun je. lebih bingung dan heran lagi, karena pagi2 nya saya udah liat daun pepaya di sela gigi saffa, dan dia feel oke aja...huaaaaaa
setelah itu, nafsu makannya malah naik

"bum, kayaknya saffa mulai kecanduan daun pepaya deh..." ayah nyeletuk geli
maka, saya berkesimpulan:
kalo pilih cara sapih ya mestinya yang berkorelasi negatip ya
dan kayaknya, untuk subjek saffa, korelasi ASI dan daun pepaya positip ya
coba saya cari objek penelitian lain untuk dikorelasikan lagi

Senin, 15 September 2008

sistem informasi kependudukan itu sangat meyakinkan


anda penduduk indonesia? saya juga
apa buktinya? saya punya KTP, anda?
saya benar-benar penduduk jawa lho, apa buktinya?
saya punya KTP banten, KTP jawa tengah sekaligus KTP Jogjakarta

anda lahir di indonesia? saya iya
apa buktinya? saya punya akte kelahiran, anda?
saya benar2 lahir di indonesia, meskipun lahir pada dua tahun berbeda :)
yah, karena tuntutan kebutuhan masuk sekolah
maklum, saya ini pemaksa masuk sekolah, maka dibuatlah penuaan tahun di akta saya yang baru itu

siang itu, karena urusan paspor saffa yang ternyata ndak semudah memfotokopi dokumen yang ada di rumah saja, saya pergilah ke kelurahan, dengan sedikit bingung, dengan sedikit aneh, untuk mengurus surat keterangan domisili untuk saffa

cerita out of context ya..
pas saya nyampe kelurahan, tuh kantor, kosong blong, gak ada petugas blas
ada petugas, tapi ndak bisa bantu saya karena tugasnya dia ya bukan itu kali ya
yang ada bapak lurah yang ramah nian..memanggilkan bawahannya via sms
nuwun njih pak

maka dimulailah pembicaraan kami
"saya heran pak, kenapa saya juga harus bikin surat keterangan domisili, padahal anak saya kan udah masuk KK"
"yang masuk KK kan belum tentu tinggal disini bu"
"lha KK kan mempengaruhi dia bisa dapet KTP atau ndak. nanti jangan2 ada orang yang punya KTP dobel, pas pemilu gawat tuh"
"ndak bisa bu, sekarang ada sistem informasinya"
"lha kalo nama saya ada di KK dimana-mana, apa bisa ditelusur?"
"oh pasti bisa bu"
saya hanya tersenyum. sebegitu yakin nya kah para petugas itu? siapa yang tega meyakinkan mereka bahwa kebocoran sistem informasi itu nol.

ah, bapak itu tidak pake tanya dulu sih.
coba tanya berapa KTP di dompet saya
coba tanya berapa akta kelahiran saya di map yang saya bawa

Minggu, 14 September 2008

menghitung hari

mari membuat asosiasi mengenai menghitung hari
apakah lagunya krisdayanti
ato lagunya kak saffa : senin, selasa, rabu, kamis

tidak..tidak, tidak keduanya
saya hanya sedang menghitung hari
menghitung kesiapan diri
lahir dan batin

saya menghitung2 kemandirian yang telah saya punya
saya menghitung2 kepercayaan diri yang saya punya
saya menghitung2 keterampilan yang ada
saya menghitung2 modal sabar saya

suami saya bertanya "sebenernya bum siap gak sih ditinggal ayah bulan depan?"
"lha ayah ini, kalo ditanya, bum bilang gak siap, namanya gak tanggungjawab. ini kan perjuangan, kalo bum bilang gak siap, sama saja bum merusak rencana keluarga kita. bukan rencana ayah aja, tapi rencana keluarga"

saya yang belum lulus ini, saya yang belum bisa nyetir ini
huaaaaa
suatu kali saya bilang sama suami saya, ini sungguh2 keluar dari pikiran saya
karena suami saya sedikit heran melihat saya tenang2
"lha ayah pikir ibu juga tenang, ya ndak no. kepikiran juga, tapi yo gimana. bum percaya aja bahwa akan datang pertolongan dari Allah, entah gimana caranya untuk nyuport kehidupan bum dan kak disini"

Minggu, 07 September 2008

gadis kecil itu bernama saffa

yang ini full cerita narsis seorang ibu tentang anaknya, saya sungguh bangga pada gadis kecil ini
ya dia sekarang gadis kecil, padahal dulu bayi kurus, 2,5kg
gadis itu selalu saya sebut sebagai anak sholihah, cantik, cerdas, apapun sebutan terbaik untuk seorang anak dari ortunya

begini cerita narsisnya:
1. usianya baru saja 20 bulan, dia pede betul untuk main ke rumah temannya yang jaraknya sekitar 4 rumah, sendirian tanpa ditemani, bahkan saat usianya baru 18/19 bulan, ketika diminta untuk memanggil becak untuk mbah nya, pergilah dia ke ujung jalan, sekitar 25 meter dari rumah kami, tinggallah kami yang kelabakan mengejar2nya
2. saya sungguh senang, ucapan terimakasih begitu cantik dan lancar diucapkannya (tanpa diminta lho) setiap kali diberikan sesuatu oleh orang lain
3. saya sungguh bangga, dia begitu sayang dan empatik pada teman dan adik kecil yang ada di sekelilingnya. misal ada yang menangis, pasti langsung dielusnya, atau ada adik kecil, dan di sebelahnya ada botol susu, pasti langsung disodorkannya
4. sejak 1,5 tahun, saffa sudah bisa menyimpan baju kotornya di tempat semestinya
5. saffa sekarang sudah mandiri sekali, terutama sejak kami tidak memakai jasa pengasuh, dia sudah bisa makan sendiri. kalau ada yang kotor karena makanan jatuh atau berantakan, otomatis minta tissue untuk ngelap

ah, saffa sayang, semoga Allah selalu melimpahkan rahmah dan berkahnya padamu nak, semoga menjadi anak sholihah, cerdas dan berguna bagi orang lain, amien

"heart" dalam bisnis

ah, lagi-lagi kami dipintari oleh orang pintar
yang ini sungguh2 orang pintar
dulu kami pernah dipintari orang yang pintar berbicara semata
menyentuh kami dengan nilai2 kekeluargaan yang membuat kami percaya

sekarang kami dipintari oleh lulusan amerika
sungguh2 lulusan amerika! doktor! seorang dosen, mantan kajur di sebuah fakultas di universitas negeri tertua di kota kami
sungguh2 pintar!
saya sungguh2 dibuat melek tentang kompetensi justru karena dia
karena kompetensi punya 3 hal penting katanya, head, hand dan heart
lha, urusan bisnis sama orang pintar ini ya pasti sudah memenuhi dua aspek pertama
head tidaklah diragukan, hand apalagi, punya perusahaan sendiri bertahun2, mampu bermitra denga pihak asing, wuuihh
sayangnya, saya tidak yakin heart nya dipakai dalam berbisnis

ah, lagi2 saya baru sadar bisnis tidak mudah
dan jangan2 memang bisnis bukan bidang orang2 bodoh seperti kami ini
orang2 naif
tapi, masak kita harus segitu pintarnya untuk bisa berbisnis? pintar berkelit maksudnya
tak paham saya...
ada yang paham?

saya geli sendiri teringat mengenai perkataan saya pada ayah bahwa bisnis kali ini harus ada hitam di atas putih
wuih, ternyata gak ada ngaruh
ada yang mau bawa ke pengadilan untuk sejumlah finansial yang bagi sebagian orang tidak bermakna ini? namanya bodoh, lha wong biaya mengkasuskannya saja bisa lebih besar lagi
lagi-lagi, bisnis memang butuh heart
nurani dan integrity
bisnis tidak hanya sekedar mempertaruhkan dunia
tapi juga mempertaruhkan wajah kita di depan Allah

Senin, 01 September 2008

saya dan saffa, berdua saja

senang betul saya ketemu lagi dengan internet dengan mudah nya setelah berpisah sekian lama, sehingga merasa sungguh2 out of date banget, hehe
saya sampe punya simpenan postingan, tapi yang ini bukan simpenan

tiga hari sudah saya dan suami memegang saffa berdua tanpa dibantu pengasuh
apa sebab? kami memutuskan mandiri, trauma, juga kami pikir saffa sudah cukup gede untuk bisa dimasukan ke "lembaga bermain" yang lebih aman dan edukatif timbangannya saya tinggal di rumah berdua sajah bersama pengasuh
maka, apa yang terjadi, pontang panting lah kami berdua dibuat saffa, terutama selama beberapa hari ini sebelum dimasukan ke lembaga tersebut, yang masih liburan awal puasa

saffa tipikal anak yang sangat aktif, rasa ingin tahunya besar, dan lincah
maka, jangan harapkan dia berhenti sebentar saja, okelah kalo sebentar saja dia bisa berhenti, tapi kalau lebih dikit aja dari sebentar, bisa sutris dia

ketika kembali ke jogja tiga hari lalu, nekat betul saya membawanya tanpa suami (suami saya ndak njemput)
maka, terjadilah berbagai insiden
yang berakhir dengan kepala keliyengan, dan tangan kanan saya yang pegel2 sampe sekarang aja belom sembuh, heayalah nak..nak..
apa sebab, saffa gak tahan antrian untuk check in, maklum sabtu, kalo dilepas, pasti anak semata wayang ini bisa hilang dong, maka digendonglah, apa yang terjadi, ya begitulah, nggelusur minta turun
pas di pesawat,dan kebosanannya pun mulai timbul, dimulai dengan gerakan tangan terarah
yup, melepas stiker bangku depan kami "ka...ka..."maksudnya dia minta dibantu untuk membuka
"huaaa..kak jangan, dimarahin tante pramugari itu loh ntar"
berikutnya tiba2 "yun..yun.."
saffa minta turun dari ketinggian segitu kilo meter, huaaaa. itu tandanya kebosanan sampai pada titik puncaknya
"duh nak, ini bukan bis, jadi kak gak bisa minta turun sembarangan"