Sabtu, 29 September 2012

Temen gaul :)


Setelah fase tempaan kehidupan ini dimulai (mari kita memulai lebaiii). Maka, salah satu yang saya paling nantikan adalah hari sabtu dan minggu. Bukan..bukan karena aktifitas senin-jumat saya yang tidak menyenangkan. Sejauh ini saya sungguh nyaman, merasa bisa banyak belajar dan tertantang. Mulai dari petualangan berteman dengan tukang ojek, sampai proses kerja yang seringkali menggugah perasaan *halllaahh*.
Nah, kembali lagi ke sabtu minggu saya. Begini, saya itu kadangkala tidak pernah merasa diri saya menua, ahaha…gak sopan. Jadi gadis itu, saya pikir, dia itu bukan anak saya *diketok ayah*. Dan mulai tadi siang, saya resmi menjuduli aktifitas sabtu minggu kami dengan title “Kongkow”. Dan setelah saya pikir dia adek saya, tadi siang resmi saya bilang bahwa dia itu temen gawul saya, sahabat saya, teman bicara seru.
Menemani dia bertumbuh dan beranjak dari tahun dan ke tahun, tetap saja membuat saya terkaget-kaget setiap harinya. Dan tadi siang, saya tetap saja kaget, bahwa kami bisa berdiskusi banyak hal, nyambung dan seru. Mulai dari sekedar ngobrol tentang bel sepeda sampai diskusi berat tentang ketuhanan.
Tadi siang itu, dia sempet ngambek, karena saya menerima telepon saat dia mengajak saya diskusi tentang penjajahan. Setelah dibujuk-bujuk, dengan semangat dia membawa buku pelajaran “Aku Bangga menjadi Warga Negara Indonesia” ke kamar dan melanjutkan diskusi kami.
“Ibu, kenapa Belanda tega banget menjajah Indonesia?
“Kenapa sekarang Belanda nggak menjajah lagi?”
“Kenapa dulu Allah membiarkan Belanda menjajah kita?”
“Kenapa kita harus pinter supaya tidak dijajah?”
“Kalau aku udah meninggal, ketemu Allah, aku mau bilang sama Allah, kalau Belanda dulu menjajah kita..”
……..speechless….

Dan begitu sampai di tukang ayam goreng itu, dia tanya lagi
“Bu, kalau Allah makan ayam goreng disini, misalnya, Dia nggak bayar ya?”
Dan saya menjawab
“Allah itu nggak makan, kak..”
“Iya bu, itu kan Cuma misalkan. Harusnya kan gak bayar ya bu, karena Allah yang bisa bikin ini ada atau enggak”
…..speechless…..
Jadi…sodara-sodara, saya perkenalkan teman gaul saya : Saffa…

*kehidupan memang selalu mengagumkan ya yah?dia salah satu nya..:)

Minggu, 16 September 2012

Rasa yang (ternyata) sama


Saya masih mengingat rasanya di bulan Juni, rasa yang meluap meskipun kedatangannya masih 2 bulan ke depan
Saya merasa, perayaan hari kemerdekaan Indonesia, tidak pernah seindah itu
Saya merasakan Saffa yang semangat dan saya yang menanti

Ketika saatnya tiba
Saya tidak ingin apa-apa
Saya ingin menghentikan waktu, karena saya sadar saat ini akan tiba
Di malam itu, saya sudah bilang padanya
Bahwa ini salah satu hari terbaik dalam hidup saya
Tapi saya takut akan datang hari yang menyebalkan
Dimana saya tidak bisa tidur karena hati saya separuh tidak rela untuk kembali berjauhan

Tadi siang ayah bilang
“Sebentar lagi…dua tahun yang tidak terlewati tidak berasa kan?”
Saya hanya melotot lalu bilang “bagian mana yang tidak terasa?”

Dan tiba-tiba saya menginsyafinya
Betapa luar biasa perjalanan selama beberapa periode ini
Pelajaran dan kado indah pada kami
Lalu saya kembali mengingat apa yang ayah bilang di awal kedatangannya
“Lha, ngingetnya kok nanti, sekarang aja dinikmati dulu…”

Ya, saya menikmati setiap momentnya
Saya menikmati pembicaraan kami mulai yang maha penting sama konyol di titik nol
Menikmati paduan suara kami yang gak jelas
Menikmati tawa Saffa yang berbeda
Saya menikmati pemandangan ayah menjalankan perannya sebagai ayah yang sesungguhnya
Menikmati indah nya digandeng
Dan saya menikmati “rebutan ayah” dengan Saffa

Di hari ini,
Saat semua takut menjadi nyata
Saya memilih untuk menggantikan rasanya dengan excitement baru
Excitement menunggu nya kembali pulang
Mempersiapkan rencana-rencana indah saat ayah kembali berkumpul
Meramu nya jadi deg-deg an berbunga persis seperti setiap kali dia akan kemari

Tadi pagi,
Di kamar mandi, saya meminta Saffa untuk tidak menangis
Karena ayah nya berjuang..dan kami harus memberinya semangat supaya cepet lulus
Saya bilang padanya bahwa saya pun sama tidak sukanya ketika harus berjauhan
Tapi kami harus sama-sama berusaha untuk segera bisa berkumpul kembali
Dan begitulah…saffa manyun :D

Dan nyatanya
Saya yang menangis..cengeng
Saffa bilang “Ibu, sebenernya ibu juga tidak suka ya..dalam hati ibu, kalau ayah ke australi…tapi apa tuh..coba ?” dia mencoba mengingatkan saya dengan apa yang saya bilang padanya pagi tadi
Saya tidak akan pernah membayangkan setelah itu dia justru menghibur saya dengan gerakan lucu, sampai saya tertawa
“Bu, jangan nangis lho, saffa jg gak nangis, Cuma keluar air mata sedikit, terpaksa”
Katanya lagi..”ibu harus tetep seneng…kayak aku”

Hmmmppffhh
Dan bukankah ALLAH memang telah memberi yang terindah untuk kami

*sebulan lalu ayah meminta saya menulis kembali, dan sore ini saya melakukannya dengan cepat..untuknya, untuk kami*


pic : http://moreintelligentlife.com/content/catherine-nixey/big-love-polyamory