Rabu, 24 Desember 2008

langkah kami



saya sesungguhnya tidak menyangka
posting saya yang ini langsung mendapat jawaban
mas abu bikin postingan untuk njawabnya
...dan sungguh luar biasa, esoknya, Allah memberikan jawaban langsung, tunai
Allah sungguh sangat baik pada keluarga kami

penantian ayah selama 4 tahun ini terjawab sudah, meskipun belum lagi langkah ini genap
saya bersyukur karenanya...sangat bersyukur
nikmat mana yang harus diingkari

kami sungguh bangga padanya
padanya sebagai ayah
padanya sebagai suami
padanya sebagai seorang pengajar
padanya sebagai seorang pembelajar
kami yakin dia bisa

jalannya masih panjang ayah
kita melangkah bersama ya..
semoga Allah selalu memberkahi langkah kita, Amien

pic from here informasi-seminar.com

Minggu, 21 Desember 2008

ibu...

saya ini ibu
lahir dari rahim seorang ibu
melahirkan calon ibu..InsyaAllah

saya ini ibu
dibesarkan oleh ibu..(dan abah sebetulnya..tapi berhubung hari ibu, jadi kata ibu di frame tebal..)
InsyaAllah akan membesarkan calon ibu

saya ini ibu
dididik oleh ibu
InsyaAllah akan mendidik calon ibu

saya ini ibu
mencintai ibu
mencintai calon ibu

hari ini semua tentang ibu
selamat hari ibu...

Minggu, 14 Desember 2008



hanya bertanya-tanya
apa sesungguhnya yang akan Allah berikan kepada keluarga kami
semoga itu yang terbaik
Amien

*di satu saat...saat membuat keputusan...saat merasa akan diputuskan
pic from here : koelimaya.files.wordpress.com/.../untitled14.jpg

Rabu, 10 Desember 2008

bingkisan untuk kak saffa

apa yang lebih membahagiakan untuk ibu, nak?
kesehatanmu
kecerdasanmu
kebahagiaanmu
senyummu
tangismu
kau sungguh lengkap...

apa yang lebih membanggakan untuk ayah, nak?
kau cantik
sholihah
pandai berdoa
pandai menyanyi
pandai menari
bibirmu yang tidak berhenti bertanya

imajinasimu melompat-lompat
kegirangan menapaki setiap simpul yang terbentuk
matamu berbinar terang
menatapi setiap nyata dan mimpi di depan
di tempat kau simpan rasa
di situ kau simpan cinta, kasih, empati, dan pemahaman

nak,
semoga berkah Allah selalu menghidupimu
menghidupkan pikiranmu
menghidupkan hatimu
menghidupkan perilakumu
di awal nafasmu, di langkah pertama, di langkah kedua, hingga Allah kembali merengkuhmu

ini tangan kami untuk kau genggam
hingga kau sanggup melangkah sendirian
ini kata kami untuk kau simpan
hingga kau sanggup untuk membuat keputusan
ini cinta kami...

kakak,
ibu dan ayah sayang kakak
sangat...
selamat menapaki hari..


*hadiah ibu dan ayah untuk kak...
untuk sehari lalu

Rabu, 03 Desember 2008

sebutlah kami sp2mp


tengok kepanjangan dari gabungan huruf ini : SP2MP
Sahabat Percepatan Peningkatan Mutu Pembelajaran
(saya kasih bold lhoo...) so cool kan? *baca dengan gaya abege yang kayak gitu...*
bagi saya, bagian terbaik dari menjadi bagian dari kelompok ini adalah menemukan teman-teman luar biasa, beraneka ragam asal muasal, karakter
sangat sederhana kan?
yang jadi rumit adalah kalo banyak kepala itu disatukan untuk diminta bikin sesuatu bersama
kadang ada sebel...ada marah...ada kecewa...tapi banyakan senengnya..atau ada cinta (ups...tengok2...ada yang mau angkat tangan???)
saya selalu excited kalau kami kumpul bareng...ada aja ceritanya
mulai dari cerita bikin seminar bareng...cerita training bareng (serrrru!!!), outbound...(mana ully ya...hayo dibantuin nggali memori..udah mulai tua nih memorinya)

seperti beberapa waktu lalu
pertemuan dengan teman-teman lama membawa semangat tersendiri bagi saya
mencetaki lebih tebal memori yang tersimpan
menarik...karena menapakinya seperti rekonstruksi sejarah (ingat kata bung Karno!! apa sihhh??)

semua sudah bertumbuh, berkembang
beri kami tepuk tangan (atau rasa malu ya??hehe) karena kami adalah angkatan tertua dalam sejarah sp2mp ugm (yakin deh, yang kerasa pas waktu itu malu...hehe)
beberapa teman bahkan manglingi...ah, sunarto, saya kan mesti nanya lagi namamu ya (kamu pasti sebel kan???), padahal kayaknya kita pernah se-tim bekerja ya??
senangnya menemukan teman-teman yang kini juga sudah tidak sendiri lagi seperti saya
setiadi sudah bertiga, bareng juniornya lho datengnya (setiadi yang itu...yang kembar itu lho ly, yang dulu kita pernah salah panggil kembarannya..huahuahua...)
iswari, eka..semua sudah beranak pinak (ahhh...kenapa saya masih terlongo-longo begitu banyak teman yang sudah beranak, ndak kebayang udah punya anak, padahal saya yo punya anak kan?)
iswari dan eka betah di ugm dan menjadi abdi ugm..masih mengemban misi mempercepat proses pembelajaran itu kali ya?
yang masih betah sorangan datie (duuuh makin cantik ibu ini), berbisik-bisik segera melepas masa lajangnya (hurrrrayyyy.....saya doakan sepenuh hati)
ada aal juga yang masih sorangan...(inget aal kan ly? tunjuk saya sebagai pemilik memori nama terjelek di antara kalian, karena saya mesti (lagi-lagi) tanya namanya...)

hal terbaiknya adalah kami bisa berkumpul lagi, tukar cerita, tukar gosippp (iiih kok tetep...)
dan hal terburuknya adalah diminta maju ke atas panggung yang tadi diduduki pak djarwadi dan pak sentot itu
memperkenalkan dirinya masing-masing...huaaaaaa....
tepuk tangan buat sunarto yang gagah berani menjadi pemimpin kami di atas panggung....

saya kangen kalian semua.....

hanya untuk ully : (kok ditulis disini???)
ly...ully...
lunas sudah hutang ini padamu
gak jadi nyanyi di depan deh gara-gara ully gak dateng
dapatlah sorakan "cieeeee..." dari anak-anak begitu ndenger jawaban fie pas disuruh bu zulfah nyanyi "maap bu, gak ada soulmate nya, malunya gak bisa dibagi, gak sanggup ditanggung sendiri...hehehe")
ly, pemujamu jaman baheula itu sudah tak ada kabar lagi (ully menjawab : pemuja yang mana fie?kan banyak...hehehe)
pemujaku juga ly (ully menjawab : pemuja yang mana fie, kan dulu gak ada yang memujamu..emangnya situ berhala, hehehe)

pic from here: http://www.awildride.net/blog/Fotolia_306997_S.jpg

Minggu, 23 November 2008

youre fired!!

uh..uh..uh
perasaan ini tidak nyaman
saya mendengarnya dari beberapa kabar burung
meskipun tidak seburuk itu

tapi saya tidak bisa melepaskan kekhawatiran ini



uh...uh..uh..
katakan saya bukanlah calon psikolog industri yang baik
yang punya perasaan lembut pada manajemen
tapi apa manajemen memang harus dipersalahkan

uh..uh..uh..
ini bukan sekedar permasalahan internal
ini permasalahan sistim
sistim di negara ini
sistim di dunia ini (aiiiiihh...)

uh..uh...uh...
tapi saya bukan tipe yang mau turun ke jalan
saya cuma takut mereka dirumahkan
saya cuma berpikir...
ini kondisi sulit, mereka harus tetap dapat hak-nya
mungkin ada cara yang lebih baik

pic from here: toughsledding.files.wordpress.com

Jumat, 21 November 2008

protokol empati


bagi saya, psikologi memberikan lebih dari sekedar embel-embel ndak penting di belakang nama saya itu
saya belajar tentang diri saya, tentang anda, tentang mereka, tentang manusia
meskipun guyonan kami selalu "psikologi untuk anda, bukan untuk saya"

menelusur perjalanan saya di psikologi, saya menemukan salah satu moment penting di dalamnya, mengenai empati
sebegitu pentingnya, sampai seorang dosen punya protokol khusus untuk ini
pada awalnya begitu mekanistik bagi saya pribadi, di akhir saya tahu, kadangkala internalisasi butuh proses mekanistik juga..*pasti pengikut behavioris nih saya...*
first of all : perhatikan klien, fokuuus...fokuuuus
protokol lainnya adalah : pandang mata klien, rasakan emosinya
lalu : nyatakan kalimat-kalimat yang empatik
coba deh bayangin aja, kami disuruh untuk menulis kalimat empati sebanyak 10 atau 15 begitu yang ada ilustrasi kondisinya. saya kasih contoh deh:
kondisi : ibu korban pemukulan suami
ekspresi empati : "ya, pasti ibu sedih sekali, tidak terbayang suami yang sangat dicintai tiba-tiba melakukan itu. saya coba untuk memahami situasi ini, pasti sakit..."
sedangkan lainnya adalah : diijinkan untuk memegang tangan, bahu, bahkan boleh lho mijetin ringan...(catatan : tergantung kepercayaan dan norma yang anda pegang mengenai sejauh mana anda boleh menyentuh orang lain, dan seleksi sendiri, siapa yang boleh anda sentuh). ini kan masalah sensitif ya, menyangkut kepercayaan, norma dan kultur. dosen saya lain yang kuliah konseling di negeri orang malah sering kehilangan klien gara-gara masalah kultur beda ini. bayangin ya, misalnya kan di barat sana, prosedur empatik memegang tangan itu udah biasa, entah pria atau perempuan klien kita, ya ndak papa, oke aja, malah mungkin menjadi harapan bagi klien untuk meringankan bebannya. lha bagi sebagian kita, hohoho..tunggu dulu...

dan protokol lain adalah memberi penguatan untuk kalimat-kalimat dari klien, ungkapkan kemengertian kita tentang apa yang dikatakannya. seperti berikut ini
klien : "suami saya itu bu, mukuli suka di depan anak....bla..bla"
psikolog : "ya...ya..ehm..hem.." angguk-angguk
mengenai protokol ini ternyata juga ndak bebas budaya sodara-sodara. di beberapa negara, kalo kita he eh..iya..iya gitu sebelum mereka selesai cerita, dikirain kita malah ndak suka, ndak dengerin, sok tahu..

semua itu jadi kayak semacam protokol yang akhirnya mendarah daging dalam diri kami..*eh ngajak-ngajak*, saya maksudnya
maka lepas dari kalimat empatik yang sifatnya ngonseling tadi itu, saya tidak bisa melepaskan diri saya memandang orang lain dengan seksama saat mereka berbicara pada saya
atau saya kadang coba*sok-sok* paham dengan menggunakan kata "ya...ya..ya..."+angguk-angguk

ini adalah bagian dari skill yang gak ternilai, kadangkala gak disadari yang dimiliki sama temen-temen di psikologi
bahkan sama temen sendiri yang sama-sama di psikologi, saya sendiri sangat merasa dihargai dan diperhatikan kalau mereka melakukan protokol itu
tapi jangan salah, kadangkala protokol ini juga bisa jadi boomerang dalam prakteknya
ya kembali lagi, masalah kultur tadi
saya, yang memang paham betul kultur itu, ya ndak ada husnudzon atau suudzon dengan perilaku protokoler itu
tapi bagi sebagian yang ndak biasa
"apa sih, kok liatin terus pas aku cerita...."
"wah, aku pikir kamu naksir aku, soalnya kalo aku cerita kamu lihatin terus. ternyata semua juga digituin ya?"


pic from here: http://www.lapsura.com/drawings/archives/images/being-emphatic.gif

Kamis, 20 November 2008

cerita lama(1)--Kami : Ayah+Ibu+Saffa

pagi ini sungguh senang
kok bisa buka blog friendster, tapi teteup friendsternya mah gak bisa dibuka disini
tapi lucu ya ternyata baca blog lama, ceritanya masih kerasa di hati
menulis membantu memvisualisasi, refleksi, introspeksi, atau apalah yang berakhiran -i :)
saya baru saja kembali terharu (berarti saya kan selalu terharu tiap kali) membaca posting saya yang ini:

Kami : Ayah+Ibu+Saffa

Tuesday, December 26th, 2006

Gak nyangka, hari jumat masih ke kampus ngerjain tugas seabrek….ngumpul ma temen2 sampe siang…malam tanggal 8 Desember bakal jadi awal libur panjang maem sambel tempe (nyeemmmm…)
Tapi makanan itu juga yang bikin fie bingung malem itu..karena nyangka sakit perut gara-gara kebanyakan sambel…
Jam 2 pagi bangun, sakit perut ke belakang, tapi kok sakit perutnya aneh ????
Bangunin suami…diskusi tentang jenis sakit perut (hehe…kok sempet??) akhirnya memutuskan untuk beres2 baju, berhubung sebenarnya belum persiapan apapun untuk diri sendiri…
Jam 6 pagi akhirnya memutuskan menghubungi tetangga yang menawarkan bantuannya sejak dari dulu, kalo lahiran…
Ke dokter….tapi belum bukaan…pulang lagi….dalam hati malu sama tetangga…
Jam 2 siang balik ke dokter pake taksi (berhubung malu ma tetangga…hehe….)…alhamdulillah dah bukaan 2
Masih bisa maem banyak tuh, minum susu, maem coklat, apapun juga yang bikin tambah tenaga…
Habis magrib…bukaan 4, kontraksi dah mulai luar biasa…
Jam 9 lewat, dokter masuk…setelah tahan mengejan sekian lama, dibolehkan juga akhirnya…
Ejanan pertama, kepala kakak kelihatan atasnya aja…ALhamdulillah ejanan kedua, kakak dah bisa loncat sendiri…Nangis…Alhamdulillah…MAunya ikut nangis bareng kakak, tapi dilarang dokter (hik..hik..)
Siapa ya namanya? fie dan mas masih kaget dan bingung…ya udah dipanggil kakak aja…
Tapi yang jelas..kita berdua udah jadi ayah dan ibu…amien…
Seminggu kemudian…terangkai nama “Saffa Khairina Yusuf”

Merangkai setiap langkah dalam proses ajaib manusia, membuat fie dan mas cuma bisa bilang Subhanallah berkali-kali…semalaman kita berdua diskusi tentang hebatnya Allah merangkai proses kejadian manusia ke dunia…luar biasa makhluk sebesar itu ditempatkan di rahim selama 9 bulan…kok bisa?

Satu hal yang tidak kalah luar biasa…
Kehadiran suami sepanjang proses…gak pergi se detik pun…
Menerima dalam kondisi sulit dan sakit….
Menerima ketika setelah melahirkan tubuh perempuan gak bisa cepet pulih…
Menemani di setiap malam ketika Saffa menangis minta ASI dan ganti popok…
Mencintai keluarga apa adanya…
Berdoa agar setiap langkah selalu menjadi berkah dan hidup kami selalu dipenuhi cinta dan kasih sampai Allah meminta kami kembali….Amien…
Sekarang di rumah bukan hanya kami berdua…yang hidupnya masih awut2an…barang-barang belum ditata, dll
Harus mulai menata diri, karena sekarang, jika ada ada sebutan kami, itu berarti Ayah, Ibu dan Saffa….

Rabu, 12 November 2008

bedanya : mau dan mampu

ingin menulis
tapi...tak kuasa
lihat sisa verbatim itu!!!

ingin menuang
tapi tak sanggup
lihat kalender itu!!!

gambar dari sini: www.eslkidstuff.com/images/headache.gif

Minggu, 02 November 2008

kualat "teroris"

ribut-ribut mau eksekusi amrozi dan teman2
lepas dari polemik yang ada...saya ndak mau ikut2an blass...
cuma...
tiba-tiba ada kitik2 beberapa pikiran yang menggemaskan untuk disampaikan
1. kasus UTG
UTG itu kan jaksa nya waktu amrozi dituntut ya. jadi kepikiran, dia masuk penjara, pertama karena emang dia ndak baek, kedua karena kualat sama amrozi dan temen2
2.kasus krisis nya Bush
Bush itu kan benci banget pasti ya ma amrozi. jadi krisis ekonomi, krisis kepercayaan diri, lho, apa aja yang ndak baek terjadi sama Bush ini, pertama karena manajemen yang bolong2, kedua jangan2 karena kualat teroris juga ya

ngomong2..ada kitik2 lain..iseng banget, yakin!!
saya trus bertanya2, kenapa ya amrozi yang paling terkenal diantara para teroris itu
bukannya imam samudra katanya pangkatnya lebih tinggi

saya menemukan jawabnya
karena dia mirip DUTA Sheila On 7...hehehe
cek deh poto di sini














dari www.santegidio.org/pdm/img2007/amrozi.jpg
dan
sheilaon7.com/.../Sheila2006_01/DSC_0430.JPG

sempurna...


saya sungguh tidak sempurna
tidak pula dia
meskipun kadangkala ketidaksempurnaan saya mengharapkannya sempurna

saya sungguh tidak sempurna
karena menyesali ketidaksempurnaannya
saya tidak sempurna
karena masih berpikir mengapa dia melakukan hal yang tidak sempurna

sekeras apapun saya berpikir
semuanya tidak akan menjadi sempurna

hey...kenapa saya mesti gundah
bukankah ketidaksempurnaan itu justru membuat saya mestinya tidak risau
karena saya paham betul alasannya
ya karena tidak sempurna tadi
*saya bisa tersenyum...*

Rabu, 29 Oktober 2008

pengumuman : "saya kidal..."

pernah merasa tertohok?
tersudut? termalukan?*bahasa apa ini?*
serius, saat saya halal bi halal kemarin itulah yang say rasakan
saat saya mengambil lontong opor
seorang anak yang tunarungu bertanya pada ibunya sambil melihat kepada saya
"ada apa nak?" saya pikir dia hendak berkata sesuatu pada saya
ibunya mencoba menerjemahkannya
"apa sebab memakai tangan kiri"
*saya boleh pingsan sebentar? untuk sekedar berpikir?*
oke, tanpa pingsan, saya berpikir cepat, agak lambat, karena saya memperlambatnya dengan senyuman termanis
"saya kidal nak..."

saya ini sering pengumuman, terlanjur sering
katakanlah saya adalah salah satu orang dengan kebutuhan khusus
ya gimana gak khusus, saya ini sampe saat ini bingung kalo mau diajarin gitar, lha saya pegang kebalik je sodara-sodara
yang saya bingung lagi, banyak masyarakat yang ndak terbiasa dengan ini
ya, saya paham sih, karena ini juga berkaitan dengan etika
tapi sungguh, tidak ada niat saya untuk melanggar etika tersebut
saya juga ndak mau mempermalukan orangtua saya yang jangan2 dianggap gak ngajarin saya beretika
karena kidal ini menjadi seperti spontanitas untuk saya
kebiasaan...tapi bukan kebiasaan yang ditimbulkan ato dibiasakan
karena memang sejak lahir saya begitu

ibu saya pernah cerita kalo pas beliau hamil saya, beliau pernah melihat seorang apoteker menulis pake tangan kiri cepet banget, sampe beliau terpana
apa itu sebabnya?
saya kira tidak...ada faktor genetis yang melingkupinya
karena ponakan saya juga punya kecenderungan yang sama, tanpa ibunya mengalami pengalaman sama seperti ibu saya

saya ingat..ibu saya memasukan saya ke TK yang pengelolanya punya hubungan keluarga dengan kami
supaya saya bisa terawasi dan belajar untuk masuk ke aliran kanan
maka, alhamdulillah, saya bisa menulis dan makan dengan tangan kanan
namun untuk aktifitas lain, sulit bagi saya untuk memakai aliran kanan ini
tapi sungguh saya merasa beruntung untuk urusan etika ini
karena satu tekanan sosial telah dilepaskan kepada saya sejak saya kecil
saya bertemu dengan seorang teman di SMU yang kidal juga, dia gagal dan berhenti makan karena hanya bisa makan pake tangan kanan, risih katanya diliatin
oaaalaaah...kenapa ya banyak yang tidak terbiasa dengan cara kami?
sampai saat ini, kadangkala saya "lupa" menggunakan tangan kiri untuk menyendok nasi, memegang cangkir,dll
sungguh tidak ada maksud tidak menghormati orang lain
maka suami saya seringkali mengingatkan "bu, minum pake tangan kanan"
ato teman di kantor "eiiits...fie kok pake kiri"
untuk yang baru tahu kebiasaan ini, biasanya saya pengumuman "maaf, saya kidal"
tapi bagi saya sekarang, ini bukan lagi terasa seperti tekanan sosial
saya hanya perlu menjelaskan bahwa saya memang "berbeda"
dan perbedaan itu tidak lantas membuat saya bermaksud tidak menghormati etika

sampai saat ini, saya ada rasa syukur bahwa Allah memberikan saya "anugerah" kidal ini
ada beberapa hal yang terintegrasi dengan kidal ini yang membuat saya sungguh menyukai menjadi kidal
saya juga sangat bersyukur bahwa orangtua saya telah memberikan pelajaran etika kanan untuk hal-hal tertentu
meskipun dalam proses pembelajaran itu, ada masa-masa disorientasi arah
saya bingung membedakan kanan dan kiri
tangan kanan dan kiri
sandal kanan dan kiri
alhamdulillah itu tidak berlangsung lama
dulu saya pakai strategi menulis huruf "S" yang saya ciptakan sendiri
kemana huruf "S" menghadap, itu adalah kanan
namun, disorientasi ini bisa juga kelangsungannya berbeda
ponakan saya yang sudah kelas 2 SMU itu, masih bingung membedakan sandal kanan dan kiri, sepatu kanan dan kiri
walhasil, kalo di toko sepatu harus ditemani

kidal pernah menjadi seperti ketakutan bagi saya
--jelas-jelas ini tidak seharusnya terjadi--
saat saffa mulai besar dan mulai menggunakan tangannya, saya sempat khawatir dia kidal
bukan apa-apa, saya khawatir dengan tekanan sosial yang menghadangnya
saya sendiri sudah bertekad, kalau punya anak kidal, saya tidak akan memaksakannya menggunakan tangan kanan, kecuali untuk makan saja
saya ndak mau anak saya mengalami juga disorientasi arah seperti saya, ato ponakan saya
saat-saat itu tidak menyenangkan sama sekali

tapi saya senang menjadi kidal
saya senang pernah disorientasi arah
karena saya tahu rasanya menjadi "spesial"
saya juga senang diingatkan
karena saya jadi belajar mengkomunikasikan sesuatu yang "spesial"

***saya sebetulnya mau pake gambar yang representatif gitu, tapi apa daya, koneksi sedang tidak bersahabat blasss..

Senin, 27 Oktober 2008

berhasil...berhasil...


satu yang jadi pikiraneun saya mengenai saffa adalah ndak mau sikat gigi
kesian banget kan ngeliat anak kecil, perempuan lagi, giginya gak cantik sama sekali...haddduh nduk..
padahal saya sudah membiasakannya sikat gigi sedari bayi
dulu pas awal2, saya pakein sikat gigi yang dari silikon itu lho, yang dipasang di jari
alhamdulillah, dia seneng banget disikat

mulai agak gede, saya mulai beliin sikat gigi "selayaknya orang dewasa"
alhamdulillah dia juga mau
begitu masuk kamar mandi, langsung tunjuk tempat sikat gigi untuk minta disikatin, atao iseng2 dia nyikat sendiri

nah, ini dia begitu penyakit bosennya dateng
saffa udah ndak mau sikat gigi lagi
dibeliin sikat gigi aneh, malah buat maenan
*saya mau pingsan aja ya...*
mulai dari sikat krincingan, sikat berboneka, sampai saya pikir useless juga untuk menarik dia pake begituan, karena ndak mempan blas je
kadangan kalo dia tidur saya sikatin/serutin sendiri, itu juga kalo tidurnya udah pules banget

suatu pagi...
insight itu datang begitu saja
saat saya miris melihat gigi nya yang kotor
*ting...ting*
"yah, tolong ambilin cermin kecil dong..."

"nah, gini kak, nyikatnya sambil lihat cermin ya..."
anak kecil itu pun senyum2 girang...
"tuh...gigi..."
"ya, di cermin kelihatn ya giginya...."
"baju..."
"ya kelihatan ya bajunya...sekarang sikat ya giginya..."
tersenyumlah dia...dibuka mulutnya..disikat pelan2
"wah, kakak hebat ya..cantik lho giginya bersih...."
alhamdulillah...berhasil..berhasil...
sekarang, rumah baru cermin itu adalah di gantungan handuk di kamar mandi, soalnya saffa kalo masuk kamar mandi minta sikat gigi sama cermin

menemukan strategi untuk "mendidik" anak menjadi bagian yang sangat menarik bagi saya
kayak nemuin duit 1 milyar *emang udah tahu rasanya???hehe*
maksud saya, orangtua yang paling tahu dong kebiasaan anaknya, kesukaan, dan benda baru apa yang kira2 bisa menarikperhatian anaknya
tapi ini jelas juga ndak semudah yang dibayangkan
saya sendiri, belajar psikologi perkembangan seadanya saja, jadi kebayang dong, teori nya udah pada melayang2 semua kelamaan dipanasi sama teori2 kapitalis itu, hehe
makanya, judul terakhirnya trial and error dalam mendidik
ah, kalo saya mau optimis aja bilangnya trial and success
banyak teori praktis bertebaran kesana kemari
laboratorium hidup, diskusi dengan orangtua lain menjadi bahan yang sangat berharga sekali
karena teori sekedar teori dan akan tetap menjadi teori tanpa praktek
dan teori yang bulat2 dipraktekan, ampuh di segala suasana, juga ndak ada tho
maka, pendidikan itu perlu teori, strategi dan pengalaman (bukan cuma pengalaman sendiri ya...)

saya jadi inget obrolan saya dengan ayahnya saat pulang menghadiri halal bi halal di sekolah saffa
"gimana bum, tadi tanya sama ahlinya?"
"ndak, bingung soalnya, malu juga..." *yes..bum2 pemalu!!*
"apa yang dibilangin udah dapet di kuliah?"
"udah...makanya yang lebih bingung itu ya prakteknya..."
itu dia, kenyataannya tidak semua teori cocok di saffa kan?


pic.from www.orajel.com/.../tooth_gums/10_fun_ways.htm

Rabu, 22 Oktober 2008

apa yang mengkhawatirkan dari krisis ini?

awalnya, saya sama sekali ndak peduli dengan krisis amerika yang ini, yang itu, yang katanya begini, yang katanya begitu..
sampai krisis itu nyampe di indonesia, negara saya tercinta, tumpah darah saya, suami saya, anak saya, ibu saya, abah saya, keluarga saya, bande, bunde..
sesuatu yang tadinya tidak dikhawatirkan, menjadi kenyataan sebelum sempat berpikir

nah, baru pagi ini, saya sempat berpikir, apa yang mengkhawatirkan dari situasi ini:
1. naiknya BI Rate
secara saya telah melakukan ijab kabul untuk pertalian beberapa tahun ke depan dengan seorang bang, sebuah bank maksudnya, menjalin hubungan yang bagi saya konflik avoid-avoid, tapi perlu, maka, saya sungguh ketar ketir dengan kenaikan bunga. dan sungguh ini menjadi kenyataan sebelum sempet saya khawatirkan...bunga oh bunga
2. naiknya harga sate, soto, lothek, telor ayam, ayam goreng
apapun yang saya sebutkan, itu membuktikan bahwa saya bukan ibu yang pandai memasak, belum punya waktu cukup memasak*yang ini sungguh2 alasan!!*, dan menasihatkan untuk jajan saja untuk menghindari sakit perut dan lidah kelu dari hasil mencoba masakan saya...
3. ini yang dikhawatirkan ayah : pedagang pukis dan sate ayam di pasar rejodani..kalo bahasa keren ayah yang mencoba menggeneralisasi : sektor real
kebayang gak, biasanya konsumen mereka itu sampe antre, berderet2*jangan dimbayangin berlebihan*, tadi pagi sepi..pi..apa ini efek krisis juga kah?

ini membuat saya ingat apa yang dikatakan ibu saya...
"memang mendingan jaman pak harto dulu, semua murah..."
ah..saya rindu semua murah
saya rindu semua orang bisa beli tempe, beli sate, beli pukis
meskipun saya tidak rindu pak harto

Senin, 20 Oktober 2008

Alhamdulillah...

tiga hari kemarin adalah hari yang tidak menenangkan
senikmat apapun senyum kami
serenyah apapun tertawa kami
tapi di hati...nderedeg
apa sebab?
DICARI : SEBUAH BUKU BERSAMPUL HIJAU

pagi yang cerah, berlangit biru
ingin aku bersenang-senang bersamamu...
tapi pagi itu
jungkir balik...menjungkirkan dan membalikan semua map di rak buku
menelusuri lembar demi lembar
demi menemukan sebuah buku bersampul hijau

pergi ke kampus ayah
"merapikan" semua kertas di mejanya
"menggeser" semua buku di lacinya
hanya untuk sebuah buku bersampul hijau

pagi kemarin, sungguh senang hati kami
Alhamdulillah buku bersampul hijau itu ditemukan
padahal kami sudah setengah lemas membayangkan beasiswa ayah akan gagal karena hal aneh ini
buku itu ternyata ada di map yang memang biasa kami menyimpan
namun simpanan yang terlalu rapat dan hati-hati justru menyembunyikannya
oh..paspor tercinta
jangan kau sembunyi lagi
ALHAMDULILLAH
senyum kali ini sungguh senyum manis yang tulus, sungguh!!

Minggu, 19 Oktober 2008

kreatifitas orangtua

begitu menuliskan judul di atas, sungguh saya tidak bermaksud untuk mengajari siapapun mengenai kreatifitas
saya hanya ingin menceritakan, ternyata perkembangan otak anak sungguh luar biasa dan tidak terbendung. saya seringkali terkejut dengan apa yang dilakukan dan dikatakan saffa
sampai kadangkala ada titik dimana saya merasa otak saya terlalu cetek untuk menjangkau imajinasi dan curiousity dari seorang anak
ayo berpikir keras

saya mulai melegokan diri saya, mengurangi perfeksionisitas (apa sih?) mengenai kebersihan rumah, aturan rigid ala orang dewasa, disiplin ala orang dewasa
akhirnya, rela...rela...rela, aku relakan....(bacanya sambil nyanyi dangdut ajah..) tembok dipenuhi dengan gambar "perkenalan" saffa dengan aneka binatang, buah dan makanan, serta dicoreti warna-warni eksotik anak yang usianya belum lagi genap 2 tahun

maka dimulai kreatifitas saya:
1. "kak, disini (menunjuk tembok area tertentu) bum pasangin karton kuning ya, kak boleh coret2 tapi disini aja ya..."
result : te tew..tidak berhasil
2. "kak, ini kan sajadah kak ya, jadi kalo sholat ikutan bareng2...jangan naikin bum atau ayah ya.."
result : pertama, kepemilikan sajadah itu memang sukses, tiada seorang pun boleh memakai sajadah itu
kedua, te tew..tidak berhasil, kepala saya masih sering disinggahi tubuh 14 kg itu saat sujud
3. nah yang ini luar biasa. bagi kak saffa semua harus berlagu. maka dimulailah perjalanan orangtua ini menjadi pengarang yang sungguh sukses di depan anaknya, namun memalukan jika didengar tetangga
"bu, inih?" saffa menunjuk sesuatu
"pepaya kak"
"nyanyi !"
"pepaya, mangga pisang, jambu, dst.."
"bu, inih?" saffa menunjuk sesuatu
"kelapa"
"nyanyi !"
"kelapa, mangga, pisang, jambu, dst"
begitulah, dan kami menjadi pembajak lagu yang paling tidak bertanggungjawab
maafkeun ya pak pengarang lagu, suka mengacak2 lagunya dengan semena2...

tips agar "laku"

pagi tadi, baru saja, lagi-lagi-lagi ke tlogo putri
seperti biasa, favorit kami adalah jadah tempe mbah carik, makanya, begitu nyampe, kan dingin tuh, kami langsung beli jadah tempe yang masih hangat

pulangnya kami melewati beberapa penjual jadah tempe
sodara-sodara, ternyata ada juga lho yang judul nya "mbah lurah"
serta merta dalam dialog mengenai per-mbah-an dalam dunia per-jadah-an ini, begini tips dan wasiat dari mbah yusuf:
"kalo mau terkenal jualan jadah, pake judul pejabat daerah..bisa carik, lurah.."
"ya udah ntar bum bikin jadah mbah bupati"
berikutnya
"kalo mau terkenal dan laku bikin grup musik, pake nama-nama kerajaan, dewa, ratu, kerispatih..."
"ya udah ntar bum bikin grup selir..."

berikutnya, mungkin ada yang mau membeli hak paten atas nama berikut ini. ini merupakan ide orisinil, hasil perenungan dan pergumulan batin yang luar biasa
khusus bagi penjual gudeg!!!
kalo ke jogja, mungkin anda akan menemukan, yu narni, yu djum, dan teman2 yu lainnya
maka, nama ini, saya sedikit jamin, tidak jamin, setengah jamin, akan membuat gudeg anda disukai
berilah judul "YU MANG..."

Jumat, 17 Oktober 2008

saya sungguh2 sudah beranak pinak....

saya ini sudah beranak pinak, sungguh
posting saya yang salah alamat pada blog gadis kecil rupanya bukan lagi perenungan saya yang terakhir mengenai bagaimana sesungguhnya untuk mencitrakan diri saya seperti seorang ibu

dan kemarin adalah puncak jawaban saya yang saya pikir paling cerdas, ups, sama sekali tidak cerdas, saat dintanya mengenai anak pinak ini
saya menghadiri pertemuan halal bi halal di sekolah kak saffa
duduklah saya dengan seorang ibu yang cantik
"bu, anaknya sekolah di sini, di PG atau di TK?"
"di PG, bu"
"oh ya, anaknya umur berapa?"
"22 bulan.."
"oh ya, kok kelihatannya masih muda banget"
GLEKK...coba dengar jawaban tidak cerdas berikut ini
"saya 26 tahun kok bu..."
dan dengar apa kata hati saya
"sungguh, itu anak kandung saya, itu beneran anak saya, saya sudah beranak pinak, beneran lho. ini akta lahirnya kak saffa, bener kan ada nama saya jadi ibunya"
"ooh, jangan bilang masih gak percaya, ini akta nikah saya sama ayahnya saffa, jadi kami memang punya anak"

saya punya ide, yang menurut saya masih agak terlalu buruk untuk dicoba:
pake lipstik!!! bedak ditebelin, hak sepatu ditinggiin, pake baju tile2...pake tas yang agk cantikan dikit
atau
pake pensil alis !!!

Kamis, 09 Oktober 2008

"wisnu itu anak kecil ya..."

nselasa kemarin, saya ke tlogo putri lagi, ini oleh2 nya..
ini sih sebetulnya foto pas kami lagi naek kereta keliling
saffa senang betul ke tempat ini
cerita versinya, kenapa ini jadi tempat fave nya, ada di blog gadis mungil ini

saya sendiri sangat terhibur meskipun harus antri karcis (sesuatu yang biasanya tidak pernah terjadi..baru kali ini, sungguh), dikagetkan dengan naiknya harga karcis yang drastis meskipun tetep terjangkau masyarakat luas sih, cuma ndomplangnya itu lho (dulu kayaknya gak sampe 1000, kok tiba2 jadi 2000)

sampe di loket depan saya baca:
wisnu : 2000
wisman : 15000
"yah, kita wisnu kan ya?"
ayah nya saffa senyum2

tapi serius saya bukan orang terakhir yang ternyata tergugah dengan singkatan benar, tapi bagi awam, benar2 membingungkan itu
dua anak usia 10 tahun di belakang saya asik memperhatikan pengumuman itu sambil bercakap
"itu wisnu, maksude opo yo?"
"opo artine cah cilik ya?"
"ooo, berarti cah cilik bayare 2000"

saya cuma senyum2, memikirkan, berarti kami harus membayar 32000, karena yang masuk dua orang dewasa+satu anak kecil..heaaalaaah...mahal men dek..dek..
untung sampeyan wisnu (=cah cilik???)

Senin, 06 Oktober 2008

Lebaran ini

Ini lebaran pertama saya jauh dari Serang
di tahun ini juga puasa saya full tidak ada yang nyangkut di Serang
gimana rasanya? sedih? ya pastinya..terutama kalo inget ibu yang sendirian di Serang
meskipun bagi saya sendiri, disini pun sama ramainya, karena lebaran sama keluarga suami, tapi kalo inget ibu di Serang, sungguh gak tega

lebaran bagi saya adalah event yang sangat sakral, dari dulu sampai sekarang
salah satu makna sakralnya ya lewat kumpul keluarga itu
makanya dulu pas saya kecil (emang sekarang udah gede ya?hehe), saya sedih banget kalo ada kakak saya yang gak pulang karena lebaran di tempat mertuanya. dan sekarang barulah saya mafhum kenapa alasannya

saya ingat betul, saat lebaran melankolik lain adalah saat lebaran pertama gak ada abah, tahun 2003
beda betul
bagi saya abah adalah cahaya saat lebaran
bintangnya....serius
salah satu makna lebaran adalah kehadirannya yang utuh di tengah2 berbagai aktifitas lebaran keluarga besar kami
kepala keluarga, imam, kepala peziarah bagi keluarga..dan bagi anak-anak di lingkungan kami, adalah bintangnya salam tempel, hehe. percaya gak percaya, setiap habis pulang shalat ied, kami pasti sudah menemukan segerombolan anak2, untuk ngantri salam tempel. senang betul mereka, meskipun jumlahnya tidak seberapa, mereka hepi, apalagi uangnya yang masih kaku.
bagi saya kenikmatan lebaran adalah menemani ibu di malam takbir. biasanya kakak dan teteh kan belum pada dateng, abah ikut takbiran. meskipun gak bisa bantu ibu masak, tapi judulnya nemenin aja, hehe. makanya, sedih betul saya saat malam takbir kemarin menelpon ibu, beliau hanya di temani asisten rumah tangga kami. ah, lagi-lagi air mata saya meleleh kan???

lebaran bagi saya adalah pelukan tulus setelah shalat ied. keluarga saya memang bukan keluarga ekspresif. tapi pagi itu, semua luluh lantak. sebelum menikah saya jarang sesenggukan, tapi ndak tahu, setelah nikah apalagi punya anak, rasanya semua pengorbanan dan perjuangan abah dan ibu justru sangat terasa, yang biasanya membuat saya susah berhenti menangis dan mau dipeluk ibu lama-lama.

lebaran bagi saya adalah hari melelahkan tapi menyenangkan. saat abah masih ada, biasanya kami menerima tamu hingga larut malam, bisa habis aqua ber-dus-dus. lagi tidur siang aja ada yang nungguin, hehe. biasanya acara silaturahmi baru kelar jam 11 malam. kebayang gak teparnya, padahal dari pagi tuh. kita mau silaturahmi ke rumah kakaknya abah aja susah, lha tadi bangun tidur aja udah ada yang nunggu di ruang tamu, hehe. makanya biasanya hari kedua, sebelum jam 7 pagi, kita sekeluarga kabur dulu, nemuin ibu, kakak-dan keluarga Abah dan ibu, dan nyampe rumah, tuh tamu kadangan dah duduk manis di rumah.

lebaran bagi saya adalah kerinduan pada sayur asem. lha bosen banget je, semua daging dan santen2, hehe

lebaran bagi saya adalah pertanyaan apakah tahun depan saya masih ada, memaknai makna yang tidak terucap dan tidak tertulis, hanya terasa
pertanyaan apakah saya dan semua mampu menjaga sakralitas nya, bukan sekedar ritual rutin tahunan yang akhirnya mengasap dan terbang begitu saja dibawa angin

Senin, 22 September 2008

baju sayamerah dong, kaos dalem ayah juga...

sebetulnya saya mau posting yang lebih berkualitas hari ini
tapi gimana lagi, ada aja kejadian aneh tiap hari
seperti hari ini, yang mobil tiba2 ngadat dan cerita baju merah saya

saya suka sekali baju merah
maka, dalam 2 bulan ini saya punya dua baju merah dan satu kerudung merah
baju merah pertama saya siapkan untuk wisuda, eeeeittts
baju merah kedua saya siapkan untuk pasangan kerudung merah baru saya itu

tapi hari ini saya merasa berdosa telah menularkan virus merah saya itu pada keluarga saya
sebuah pemaksaan
meskipun bukan saya pelaku utamanya

pagi ini, suami saya mendapat delegasi untuk menyalakan mesin cuci
namun, siang ini saat akan menjemur, terperangahlah saya
lha semua baju berwarna merah
kaos putih panjang saya jadi merah
celana panjang saffa jadi merah
baju baru saffa jadi merah
dan yang paling mutakhir adalah...
sekarang ayah punya kaos dalem warna merah muda..sungguh...seperti itu kira2 warnanya

apa rupa?
ternyata ayah memasukan baju batik merah itu ke dalam mesin cuci
addduh...ya iyalah
"kan udah ayah tanyain tadi pagi"
"kapan ya?"

Korelasi ASI dan daun pepaya


tiga hari lalu, saya akhirnya memutuskan untuk menjadi sapi, ups, maksudnya, berhenti untuk menyusui saffa
ada berbagai pertimbangan. pertama, saffa sudah cukup besar, hampir dua tahun. kedua, saya merasa dia terlalu lekat pada saya, terutama karena "memeh" itu. wah kalo di rumah ada saya, kayaknya asosiasi bebas nya ya langsung "memeh " begitu ketemu saya
maka, dimulailah penelitian saya
cara pertama, kunyit. saya ulek, lalu dioleskan. apa yang terjadi, dia oke2 aja tuh, ndak merasakan ada yang aneh dengan "memeh" nya
cara kedua, gurunya bilang kemampuan bahasa dan pemahaman saffa kan memang sudah bagus, maka sebetulnya bisa diberi pengertian. sungguh, saya bukannya tidak mengenal anak saya. saya tahu dan yakin betul kemampuan bahasa dan pemahamannya sudah bisa dimanfaatkan untuk menyapih. tapi alih2 untuk bisa menyapih, malah jadi boomerang. lha gimana ndak, saffa udah paham betul kata "SAPIH", udah paham betul bahwa memeh nya akan berhenti. maka ketika ditanyakan, diberi pengertian, maka jawabnya "NDAK!!"
huaaaaaa
nah, cara ini yang berhasil dilakukan tetangga saya pada anaknya : DAUN PEPAYA
maka, dimulailah dengan merebus daun pepaya, lalu menguleknya. nah, trus dioleskan. apa yang terjadi? wah saya senang betul, saffa mulai geli dan jijik ngeliatnya. begitu mau memeh, dia heran trus bilang "jijik..."
tapi apa yang terjadi berikutnya??? dihapuslah si daun pepaya itu. lalu mulailah dia memeh kembali. saya sendiri heran, apa ya nggak pahit ya? lha wong saya aja cuma nyolek, paitnya minta ampun
maka, sehari itu, saya cuma bingung sendiri. lha pripun je. lebih bingung dan heran lagi, karena pagi2 nya saya udah liat daun pepaya di sela gigi saffa, dan dia feel oke aja...huaaaaaa
setelah itu, nafsu makannya malah naik

"bum, kayaknya saffa mulai kecanduan daun pepaya deh..." ayah nyeletuk geli
maka, saya berkesimpulan:
kalo pilih cara sapih ya mestinya yang berkorelasi negatip ya
dan kayaknya, untuk subjek saffa, korelasi ASI dan daun pepaya positip ya
coba saya cari objek penelitian lain untuk dikorelasikan lagi

Senin, 15 September 2008

sistem informasi kependudukan itu sangat meyakinkan


anda penduduk indonesia? saya juga
apa buktinya? saya punya KTP, anda?
saya benar-benar penduduk jawa lho, apa buktinya?
saya punya KTP banten, KTP jawa tengah sekaligus KTP Jogjakarta

anda lahir di indonesia? saya iya
apa buktinya? saya punya akte kelahiran, anda?
saya benar2 lahir di indonesia, meskipun lahir pada dua tahun berbeda :)
yah, karena tuntutan kebutuhan masuk sekolah
maklum, saya ini pemaksa masuk sekolah, maka dibuatlah penuaan tahun di akta saya yang baru itu

siang itu, karena urusan paspor saffa yang ternyata ndak semudah memfotokopi dokumen yang ada di rumah saja, saya pergilah ke kelurahan, dengan sedikit bingung, dengan sedikit aneh, untuk mengurus surat keterangan domisili untuk saffa

cerita out of context ya..
pas saya nyampe kelurahan, tuh kantor, kosong blong, gak ada petugas blas
ada petugas, tapi ndak bisa bantu saya karena tugasnya dia ya bukan itu kali ya
yang ada bapak lurah yang ramah nian..memanggilkan bawahannya via sms
nuwun njih pak

maka dimulailah pembicaraan kami
"saya heran pak, kenapa saya juga harus bikin surat keterangan domisili, padahal anak saya kan udah masuk KK"
"yang masuk KK kan belum tentu tinggal disini bu"
"lha KK kan mempengaruhi dia bisa dapet KTP atau ndak. nanti jangan2 ada orang yang punya KTP dobel, pas pemilu gawat tuh"
"ndak bisa bu, sekarang ada sistem informasinya"
"lha kalo nama saya ada di KK dimana-mana, apa bisa ditelusur?"
"oh pasti bisa bu"
saya hanya tersenyum. sebegitu yakin nya kah para petugas itu? siapa yang tega meyakinkan mereka bahwa kebocoran sistem informasi itu nol.

ah, bapak itu tidak pake tanya dulu sih.
coba tanya berapa KTP di dompet saya
coba tanya berapa akta kelahiran saya di map yang saya bawa

Minggu, 14 September 2008

menghitung hari

mari membuat asosiasi mengenai menghitung hari
apakah lagunya krisdayanti
ato lagunya kak saffa : senin, selasa, rabu, kamis

tidak..tidak, tidak keduanya
saya hanya sedang menghitung hari
menghitung kesiapan diri
lahir dan batin

saya menghitung2 kemandirian yang telah saya punya
saya menghitung2 kepercayaan diri yang saya punya
saya menghitung2 keterampilan yang ada
saya menghitung2 modal sabar saya

suami saya bertanya "sebenernya bum siap gak sih ditinggal ayah bulan depan?"
"lha ayah ini, kalo ditanya, bum bilang gak siap, namanya gak tanggungjawab. ini kan perjuangan, kalo bum bilang gak siap, sama saja bum merusak rencana keluarga kita. bukan rencana ayah aja, tapi rencana keluarga"

saya yang belum lulus ini, saya yang belum bisa nyetir ini
huaaaaa
suatu kali saya bilang sama suami saya, ini sungguh2 keluar dari pikiran saya
karena suami saya sedikit heran melihat saya tenang2
"lha ayah pikir ibu juga tenang, ya ndak no. kepikiran juga, tapi yo gimana. bum percaya aja bahwa akan datang pertolongan dari Allah, entah gimana caranya untuk nyuport kehidupan bum dan kak disini"

Minggu, 07 September 2008

gadis kecil itu bernama saffa

yang ini full cerita narsis seorang ibu tentang anaknya, saya sungguh bangga pada gadis kecil ini
ya dia sekarang gadis kecil, padahal dulu bayi kurus, 2,5kg
gadis itu selalu saya sebut sebagai anak sholihah, cantik, cerdas, apapun sebutan terbaik untuk seorang anak dari ortunya

begini cerita narsisnya:
1. usianya baru saja 20 bulan, dia pede betul untuk main ke rumah temannya yang jaraknya sekitar 4 rumah, sendirian tanpa ditemani, bahkan saat usianya baru 18/19 bulan, ketika diminta untuk memanggil becak untuk mbah nya, pergilah dia ke ujung jalan, sekitar 25 meter dari rumah kami, tinggallah kami yang kelabakan mengejar2nya
2. saya sungguh senang, ucapan terimakasih begitu cantik dan lancar diucapkannya (tanpa diminta lho) setiap kali diberikan sesuatu oleh orang lain
3. saya sungguh bangga, dia begitu sayang dan empatik pada teman dan adik kecil yang ada di sekelilingnya. misal ada yang menangis, pasti langsung dielusnya, atau ada adik kecil, dan di sebelahnya ada botol susu, pasti langsung disodorkannya
4. sejak 1,5 tahun, saffa sudah bisa menyimpan baju kotornya di tempat semestinya
5. saffa sekarang sudah mandiri sekali, terutama sejak kami tidak memakai jasa pengasuh, dia sudah bisa makan sendiri. kalau ada yang kotor karena makanan jatuh atau berantakan, otomatis minta tissue untuk ngelap

ah, saffa sayang, semoga Allah selalu melimpahkan rahmah dan berkahnya padamu nak, semoga menjadi anak sholihah, cerdas dan berguna bagi orang lain, amien

"heart" dalam bisnis

ah, lagi-lagi kami dipintari oleh orang pintar
yang ini sungguh2 orang pintar
dulu kami pernah dipintari orang yang pintar berbicara semata
menyentuh kami dengan nilai2 kekeluargaan yang membuat kami percaya

sekarang kami dipintari oleh lulusan amerika
sungguh2 lulusan amerika! doktor! seorang dosen, mantan kajur di sebuah fakultas di universitas negeri tertua di kota kami
sungguh2 pintar!
saya sungguh2 dibuat melek tentang kompetensi justru karena dia
karena kompetensi punya 3 hal penting katanya, head, hand dan heart
lha, urusan bisnis sama orang pintar ini ya pasti sudah memenuhi dua aspek pertama
head tidaklah diragukan, hand apalagi, punya perusahaan sendiri bertahun2, mampu bermitra denga pihak asing, wuuihh
sayangnya, saya tidak yakin heart nya dipakai dalam berbisnis

ah, lagi2 saya baru sadar bisnis tidak mudah
dan jangan2 memang bisnis bukan bidang orang2 bodoh seperti kami ini
orang2 naif
tapi, masak kita harus segitu pintarnya untuk bisa berbisnis? pintar berkelit maksudnya
tak paham saya...
ada yang paham?

saya geli sendiri teringat mengenai perkataan saya pada ayah bahwa bisnis kali ini harus ada hitam di atas putih
wuih, ternyata gak ada ngaruh
ada yang mau bawa ke pengadilan untuk sejumlah finansial yang bagi sebagian orang tidak bermakna ini? namanya bodoh, lha wong biaya mengkasuskannya saja bisa lebih besar lagi
lagi-lagi, bisnis memang butuh heart
nurani dan integrity
bisnis tidak hanya sekedar mempertaruhkan dunia
tapi juga mempertaruhkan wajah kita di depan Allah

Senin, 01 September 2008

saya dan saffa, berdua saja

senang betul saya ketemu lagi dengan internet dengan mudah nya setelah berpisah sekian lama, sehingga merasa sungguh2 out of date banget, hehe
saya sampe punya simpenan postingan, tapi yang ini bukan simpenan

tiga hari sudah saya dan suami memegang saffa berdua tanpa dibantu pengasuh
apa sebab? kami memutuskan mandiri, trauma, juga kami pikir saffa sudah cukup gede untuk bisa dimasukan ke "lembaga bermain" yang lebih aman dan edukatif timbangannya saya tinggal di rumah berdua sajah bersama pengasuh
maka, apa yang terjadi, pontang panting lah kami berdua dibuat saffa, terutama selama beberapa hari ini sebelum dimasukan ke lembaga tersebut, yang masih liburan awal puasa

saffa tipikal anak yang sangat aktif, rasa ingin tahunya besar, dan lincah
maka, jangan harapkan dia berhenti sebentar saja, okelah kalo sebentar saja dia bisa berhenti, tapi kalau lebih dikit aja dari sebentar, bisa sutris dia

ketika kembali ke jogja tiga hari lalu, nekat betul saya membawanya tanpa suami (suami saya ndak njemput)
maka, terjadilah berbagai insiden
yang berakhir dengan kepala keliyengan, dan tangan kanan saya yang pegel2 sampe sekarang aja belom sembuh, heayalah nak..nak..
apa sebab, saffa gak tahan antrian untuk check in, maklum sabtu, kalo dilepas, pasti anak semata wayang ini bisa hilang dong, maka digendonglah, apa yang terjadi, ya begitulah, nggelusur minta turun
pas di pesawat,dan kebosanannya pun mulai timbul, dimulai dengan gerakan tangan terarah
yup, melepas stiker bangku depan kami "ka...ka..."maksudnya dia minta dibantu untuk membuka
"huaaa..kak jangan, dimarahin tante pramugari itu loh ntar"
berikutnya tiba2 "yun..yun.."
saffa minta turun dari ketinggian segitu kilo meter, huaaaa. itu tandanya kebosanan sampai pada titik puncaknya
"duh nak, ini bukan bis, jadi kak gak bisa minta turun sembarangan"

Sabtu, 30 Agustus 2008

Kisah itu bertajuk “Cooking with love”

Saya, anda, baik istri, suami, anak, cucu, nenek, kakek dan apapun perannya, kita melakukan sesuatu dengan niat
karena niat lah konstruk terdekat dengan perilaku nyata
dan saya percaya bahwa :
“Memasak itu dengan niat bukan? niat dengan muatan tertentu”
tapi sayangnya memasak itu bukan hobi saya, bukan keahlian saya
tapi, dengan niat membahagiakan suami dan anak, supaya mereka dapat asupan bergizi, tanpa penyedap dan pengawet, mulailah niat saya untuk memasak, dan lewat tulisan bunda inong lah niat saya terealisasikan
dia tidak sekedar mengajari saya memasak, tapi juga mengajarkan muatan apa yang perlu selalu kita sertakan dalam memasak
tulus dan kasih sayang
bunda inong tidak berhenti disitu
saya belajar tentang komitmen sebagai perempuan, istri dan ibu
bunda inong yang semakin meyakinkan saya, perempuan cerdas tidak harus selalu menghabiskan waktunya di kantor
dan saya sungguh terkagum2 melihat banyaknya sahabat bunda yang begitu menyayang dan mengenang beliau
saya yakin, semua itu hanyalah sebuah akibat dari niat
niat yang bermuatan, tidak sulit, tidak berat, muatan itu bernama : CINTA
maka, jika saya katakan bunda inong mengajarkan banyak hal, itu adalah amal jariyahnya, karena beliau mengajarkan saya melalui tulisan-tulisannya, dan saya baru membacanya setelah beliau tiada
sekarang saya juga paham, bahwa cara untuk beramal jariyah, bukan hanya lewat sumbangan ke mesjid, tapi ada berbagai cara sederhana, cukup dibumbui dengan muatan CINTA
maka, jika kisah kehidupan bunda inong dianalogikan sebagai proses memasak, dan masakan yang enak dianalogikan sebagai kenangan indah yang ditinggalkan tentang kehidupan seorang manusia. sungguh bunda inong telah berhasil
cantiklah kiranya persembahan ini bertajuk “COOKING WITH LOVE”

Selasa, 22 Juli 2008

cerita tentang perempuan-perempuan

3 hari ini saya disuguhi cerita tentang dua perempuan

Perempuan pertama punya suami yang depresi berat
suami nya itu mantan tentara, diabetes, jarinya sudah hilang beberapa bagian karena harus amputasi
trus sampai disini, apa yang seringkali akan kita sampaikan pada perempuan itu tentang kondisi yang harus dihadapinya? “sabar ya bu..sabar..”
ternyata cerita ini tidak sampai disitu
si suami bahkan sejak belum pensiun jarang sekali memberikan uang makan dari gajinya
alih-alih ikut prihatin atas gajinya yang tidak/kurang mencukupi, si suami lebih suka makan sendiri di warung padang
si suami suka sekali dipijit sepanjang malam. jika sedetik saja si istri berhenti memijit, maka dia akan terbangun dan marah-marah
si suami seringkali mengeluarkan kata kasar dan menghina si istri
sekarang
si suami seringkali keluar masuk RS karena diabetesnya itu
apa yang didapat si istri? kata kasar, dan dipermalukan
apa sebab? si suami minta pulang dari RS dan bentuk ngambeknya dengan telanjang keluar kamar RS
trus sampai disini, apa kan kita sampaikan pada perempuan itu tentang kondisi yang harus dihadapinya? *isilah titik-titik di bawah ini*
.....................................................................
kalau saya sederhana :
apa yang dicari si istri dari pernikahan itu?
apakah kebahagiaan lahir? dia dapat?
apakah kebahagiaan batin? dia dapat?
apakah pahala dari uji kesabaran? dia dapat?

pernikahan seperti timbangan, tidak bisa berat sebelah. kadangkala kita begitu egois untuk meminta pemahaman, pengertian, atau apalah bahasa semacam itu. atau kadangkala kita pada posisi diminta pemahaman, pengertian, dan seterusnya. jika tidak seimbang terus, lama-lama timbangan yang satu akan jatuh, mungkin pecah, mungkin patah. seperti pundak kita yang terus dibebani sebelah saja, bisa-bisa nyeri otot.
saya baru saja membaca buku paulo coelho. disindirnya bahwa manusia hidup seringkali hanya mempertimbangkan harapan masyarakat kepadanya, bahkan dia tidak tahu apa yang diinginkan. saya khawatir perempuan yang ini begitu. saya sungguh khawatir dia adalah timbangan yang rentan pecah dan patah itu, dan dia adalah bagian bahu yang harus menanggung nyeri otot selamanya.
memang begitu siklus KDRT, korban terus ditekan sehingga mempersepsi dirinya bahwa dia tidak mampu hidup sendiri, bahwa masih ada harapan di depan. padahal dia telah menunggu harapan itu selama lebih dari 20 tahun. ah..bagaimana dia menyimpan harapan itu lama sekali tanpa ada expired date nya?
kalau masalah mampu berdiri sendiri itu masalah materi, saya yakin betul perempuan ini mampu, karena seumur-umur dia berdagang untuk memenuhi kebutuhan makan keluarganya. beda lagi kalau pertimbangan figur suami atau figur ayah yang mungkin akan hilang. tapi kembali lagi, figur suami dan ayah seperti apa? apakah kelengkapan itu akan menjamin kesehatan mental bagi keluarga? kalau urusannya hanya kelengkapan dan bukan kualitas figur, rasanya oke sajalah pilihan bersama itu. tapi kan tidak sesederhana itu. apakah anak akan diminta terus mendengar kata-kata kasar dari figur ayah? aahhh...silahkan dipikirkan bersama

perempuan kedua datang dari keluarga tidak mampu
usianya 24 tahun an. lulusan SMU dan belum bekerja
ibu nya harus membiayai kehidupan mereka dari berjualan genjer (=sayuran apa ya?hihi) yang hasilnya tidak seberapa
sampai disini apa yang akan kita katakan? “kasihan...”
si anak perempuan itu tidak suka berkotor-kotor membantu ibunya
sampai disini apa yang akan kita katakan? “dasar anak yang gak punya belas kasihan sama ortu..”
si anak perempuan itu punya pacar, lelaki setengah baya, sipir penjara. lelaki itu sudah menikah dan punya 3 orang anak.
suka sekali perempuan itu padanya
menyerahkan kehormatannya pada laki-laki itu, berulang kali
mempertontonkan “kemesraan” di tempat umum
berharap dinikahi meskipun dia tahu si lelaki sudah berkeluarga
senang sekali diberi materi
cinta sekali si perempuan ini pada si lelaki, catat :CINTA!!
dan dengan gampang menilai si lelaki adalah lelaki baik
baik? baik seperti apa?
baik karena si lelaki memberinya uang 50 ribu sebulan? lumayanlah karena si perempuan belum kerja?
baik karena si lelaki berjanji menikahinya?
baik karena mengira si lelaki hanya “setia” padanya?
hahaha...sini saya kasih tahu bahwa si lelaki pernah merayu sahabatnya sendiri!!
biar sampai sini, saya saja yang bilang “PEREMPUAN BODOH!!!”
mungkin persepsi itu akan tetap seperti itu, sampai si lelaki menjadi suaminya...setelah itu, saya tidak yakin persepsi itu akan bertahan
tidak seperti barang elektronik yang memberi jaminan 1 tahun, pada kasus ini tidak ada jaminan bahwa lelaki itu tidak akan memperlakukannya seperti dia memperlakukan istrinya

ah, perempuan seperti ini, harus disalahkan?
saya tidak berpikir juga begitu. anda tidak dapat bertepuk tangan kan, kalo tangan anda hanya satu? maka hubungan ini tidak akan terjadi hanya karena si perempuan yang bodoh, tapi juga karena si lelaki yang tidak bertanggungjawab
seperti saya selalu bilang “jangan cuma salahin dan benci sama mayang...itu si bambang juga salah, dan mestinya dia memang gak pantes untuk halimah, jadi yo wis, ikhlasin aja cerai. toh kalau teteup aja dipaksain nyambung, si bambang gak ikhlas juga, halimah gak nyaman secara batin” *hush...nggosip kan???? STOP!!*

Allah telah memberi kita kelengkapan yang tiada tara : RASIO dan HATI
cinta tidak berhenti pada hati. hati punya nurani, silahkan tanyakan padanya. cinta juga butuh pertimbangan rasio, silahkan tanya padanya
kalau kebutuhan materi berhenti pada rasio. rasio juga bagian kecerdasan, yang memberikan kita berbagai alternatif dari pilihan yang bisa dibuat. masak iya cari materi cuma dengan cara macarin suami orang? materi juga butuh hati dan nurani, silahkan tanyakan padanya, materi seperti apa yang halal?

kita kan suka sok tahu gitu....

omong-omong tentang sok tahu

semalam baru saja saya ngobrol ringan
ahhh...urusan gosip lagi...!!
saya mah milih senyum-senyum aja
kalo bisa lari tapi gak nyakitin itu orang yang lagi ngomongin orang, gimana caranya?
ah, susah betul, serba salah

“kadang perempuan itu toleransinya memang harus lebih gede ya”
“emangnya kenapa?” saya mulai nimbrung karena ini jurusan netral dikit lah
“lha itu, istrinya galak (catat:itu kata suaminya, atau ini mah kira-kira si pembicara itu saja), makanya suaminya gak mau pulang. apalagi istrinya lagi hamil 8 bulan”
hahhhh? masih si istri aja yang disalahin???lha saya tanya
“kata siapa istrinya galak?”
“ya ini mah kira-kira aja...makanya suaminya yang pengangguran itu gak mau pulang ke rumah, malah tidur di tempat kakak sepupunya”
“hehe...ya ndak bisa kira-kira dong. gak adil kan mempersepsi dan menilai orang dari perkiraan. jangankan dari perkiraan, dari satu pihak aja juga gak adil rasanya. lha suaminya bilang istrinya galak..itu kan dia aja yang ngomong, kata istrinya jangan-jangan lain lagi. rasanya gak bisa dibahas kalo gak netral gitu”
“lha kata tetangga yang lain itu juga, susah sih kalo sama-sama sumatra, keras” eiiiittttts yang orang sumatera jangan marah dulu...baca pembelaan saya ini
“ya kalo urusannya stereotip ya gak akan positif jadinya. lha kita yang orang sunda di cap matre sama orang jawa sana, apa mau? lha dulu mertua saya khawatir berat karena stereotip itu. lha yang rugi kan siapa? nah sekarang kita juga ngecap orang-orang dari suku lain dengan stereotip tertentu, ya gak bisa. misalnya nih, saya pake contoh saya aja deh. stereotip matre itu nempel erat di benak orang-orang sekitar saya yang notabene jawa. trus begitu rumah saya yang sekarang kosong blong, gak ada perabotan, mereka seenaknya bilang bahwa saya sih boros, beli kebutuhan sendiri aja, soalnya tahu dong, orang sunda kan gitu. halah...halah...ya saya pasti bete banget kan, sok tahu!! lha saya juga yakin si istri hamil 8 bulan itu juga gak suka dihakimi tanpa dia bersuara. meskipun dihakimi gak kedengeran ma dia, tapi Allah jelas gak suka”
akhirnya, saya mulai menghakimi si suami itu malah...(hihi..tersulut)
“nih yah..yang saya tahu itu cuma reputasi si suami itu. sejak belom nikah aja hobinya ngelaba, maenin perempuan, morotin perempuan punya duit, gak sopan, kasar...lha rasanya lebih pantas kan si suami itu yang dihakimi sebagai figur yang tidak bertanggungjawab..ya tapi gak tahu juga kalo sekarang dia berubah. kalo pake data yang dulu, ya lebih pantas dia yang disalahin. lagian lelaki macam apaan tuh, kecewa ma istri, malah kabur nginep tempat orang lain, apalagi istrinya udah mau ngelahirin. gila kali ya dia *saya mulai panas*. saya lebih mikir dia yang malah pantes disalahin. ah..kan mulai menghakimi orang tanpa dia dikasih kesempatan untuk bicara dan membela diri”

STOP..STOP..
saya mulai sok tahu, gak netral, dan buruknya lagi, saya tidak lebih baik dari mereka..sama aja..suka nyampurin urusan orang tanpa diminta
eiittts...ampun saya belum jadi psikolog, jadi belum kena sanksi kode etik psikolog kan? 

Minggu, 20 Juli 2008

cerita dari bis

tuh kan, rusak deh kalo saya udah mulai nulis satu, urusan analisis ini jadi pengangguran dan jadi urusan dan tanggung jawab negara, kayak pasal 34 (bener ndak ya?)

ini cuma cerita saya dari bis, pas jadi ibu semi durhaka beberapa hari lalu karena ninggal anaknya sendiri di Serang, sementara saya mengejar sesuatu di jogja

liburan ini membuat panen uang buat bis antar kota
bis nya penuh..nuh..sampe kursi istirahat supir yang paling belakang itu aja dijual, yang gila lagi kursi kernet yang di sebelah supir juga dijual
nasib..nasib...
alhamdulillah bukan nasib saya
karena saya masih kebagian tempat duduk penumpang meskipun di aku nomor-nomor bukan pilihan

maka dimulailah perjalanan saya pulang pergi dalam waktu tiga hari dua malam itu
sungguh saya merindukan malam di jogja
gimana gak, lha saya nyampe jogja jam 6 pagi, siang jam 3 dah pulang lagi..
tapi jelas-jelas saya lebih merindukan saffa dong

saat pergi saya sekursi dengan seorang ayah muda yang baru punya bayi usia 6 bulan
seru juga ngobrolin anak, melihat dari versi bapak
bapak-bapak juga ternyata bisa kangen lho sama anaknya..hihihi
ah..jadi inget ayah yang udah setengah bulan ini gak ketemu saffa

lebih seru lagi saat balik dari yk
pertama, saya sekursi dengan perempuan luar biasa, seorang guru TK. suaminya wafat saat anak-anaknya masih kecil-kecil karena kecelakaan. membesarkan tiga anak sendirian, dan tetap setia menjaga mereka sendirian, tak tergoyahkan untuk menikah lagi. sekarang anaknya udah SMU semua, minta sekolah di yk. jadilah si ibu sendirian di rumah.

kedua, posisi kursi saya yang begitu nyamannya, dekat dengan speaker bis membuat saya mendengar blending musik yang asik sama sekali tidak enak saat malam hari. si supir memilihkan lagu broeri dan dewi yull dengan lagunya yang mendayu2...disaat mereka mendayu, sayup namun jelas, seseorang yang rupanya tak nyaman sama sekali dengan musik itu memilih menyalakan musiknya sendiri..buruknya lagi dia duduk di kursi depan saya. kalau masalah musik, mungkin saya memilih musik yang diputarnya : GIGI-11 Januari. tapi kalau dicampur apa jadi enak ya?
jadilah saya memilih lagu accapella yang dinyanyikan ibu-ibu yang duduk di belakang saya. lagunya dMassive versi baru gini : “kau membuat ku bahagia...dst..” karena ini versi baru dan tidak beredar di pasaran, saya sungguh tidak ingat lengkap. kalau saya disuruh jadi komentator kenapa saya milih lagu ini *dengan bergaya sok jadi titi DJ di Indonesian Idol* saya akan bilang “ibu sungguh menjiwai lagu ini”
lha gimana ndak, lha wong dia nyanyiin buat anaknya yang lagi didekapnya dengan penuh sayang *kira-kira begitu*
blending terakhir yang saya dengar : suaminya si ibu yang nyanyi itu muntah-muntah (kenapa???apa gara-gara si ibu nyanyi??))
jangan suudzon atuh..kita kan lewat nagrek, jadinya jalannya mulak-malik..

ketiga, bis saya macet pas mau masuk cikampek selama hampir 2 jam
sayup-sayup “selangnya putus” gitu kata pak supir
dan suami saya berpesan “jangan tidur, takut kebakar...”

jadilah sampai di serang, saya terkena demam, disertai mual-mual
penyebabnya..silahkan dianalisa dianalisis sendiri

urusan kamu ya punya kamu...

Lama betul saya tidak menulis
kepala saya sebetulnya sudah mau meledak karena jenuh dengan analisis ini itu yang tidak kunjung selesai…
tapi semua butuh pengorbanan kan?
apalagi sekarang gak bisa konek sapenake dewek sama internet
jadilah begini nasibnya

di rumah saya ini ada dua gadis, asisten rumah tangga…gadis yang sungguh2 sedang beranjak dewasa, mencari identitas dan pengakuan..hingga di satu titik saya merasa mereka bablas *kenapa jadi ini bahasannya?*

omong punya omong..kemarin kami membahas masalah gossip
terungkap dengan jelas..lugas..
diawali dengan saling permintaan maaf, dan diakhiri dengan bahasan yang sifatnya filosofis etis netral (=tidak melibatkan nama siapapun!!).

Lha saya tanya “apa enaknya ngomongin orang?”
jawab gadis itu “enak banget teh, yang tadinya pendek jadi panjang...”
balik lagi “lha padahal kamu yo gak ada urusannya tho?”
“ya iya sih..tapi enak aja gitu”
kesimpulan : ngomongin orang itu kayak refreshing dari segala urusan pribadi. lha kita gak mikirin jalan keluar dari masalah atau urusan orang itu kan? makanya diomongin panjang lebar dikali tinggi juga gak akan bikin pusing kepala. yang bikin pusing kepala ya justru urusan pribadi kita sendiri

Lha saya bilang “yo wis, namanya juga orang hidup, sosialisasi sama orang”
gadis itu menjawab “iya teh, yang baik aja diomongin apalagi yang gak baik”
lha trus saya tanya “berarti mending kita bikin prilaku jelek aja ya biar gak rugi diomongin orang juga?”
kesimpulan: coba liat kalimat terakhir saya. kesimpulan picik kan?
jangan berhenti sampe situ...
dengar seseorang bilang setelah kalimat itu
“ya ndak dong, yang penting perilaku kita aja dijaga. urusan orang mau bilangin apa ya terserah. kayak kamu gadis (sambil menunjuk ke gadis satunya...), kalau kamu gak mau diomongin pulang malem, pacaran terus tiap malem sama orang2 dan orangtua kamu denger, ya berarti jangan begitu dong. tapi ya jangan marah kalau kamu udah berperilaku begitu, trus diomongin orang, lha itu kan emang kenyataannya, kamu susah protes”
gadis itu manggut-manggut aja

lha saya nyahut “apa orang yang ngomongin itu lebih baik daripada yang diomongin?”
saya teringat gadis itu pernah bercerita tentang seseorang yang sedang ngurusin orang lain dan sama sekali tidak ada pengaruh pada urusannya
“tahu gak, si ibu itu tuh, suka ngomongin orang lho, gak kayak suaminya yang kalem..”
Punten pisan bu..apa bedanya ibu dengan ibu yang diomongin itu????
ups..saya mulai ikut2an kan?
jangan pernah ngerasain enaknya, takut ketagihan

Rabu, 02 Juli 2008

berbicara tentang pekerjaan untuk perempuan

dua hari lalu saya ditanya
"dimana kamu akan bekerja setelah lulus nanti?"
saya menjawab "ada satu perusahaan yang sudah menawari saya pekerjaan setelah saya lulus nanti, tapi sebagai perempuan dengan double role, sebagai ibu juga, saya harus rethinking lagi. yang jelas saya akan tetap ada di area publik, pada pekerjaan-pekerjaan dengan flexible work hours namun saya tetap bisa improve dan sharing pengetahuan dan skill saya"

sehari lalu
saya dan seorang sahabat perempuan kembali berbincang mengenai pekerjaan
pasal nya dia yang telah menikah, mendapat pekerjaan di sebuah BUMN
hingga di akhir, suatu saat kami memutuskan untuk berafiliasi menjadi ratu di usaha kami sendiri
namun kami kembali mempertimbangkan karakteristik personal kami yg begitu semangatnya untuk sampai di titik tertentu. namun ketika sampai, kami kembali mempertimbangkan titik lain yg lbh tinggi dan terlalu menarik untuk dilewatkan
ah, kalau begitu terus, kapan ngurusin keluarganya???
balik lagi, ternyata pertimbangan bekerja sendiri juga tidak menjadi pilihan yang baik kalau tidak dibarengi kontrol diri yang bagus
dan saya pikir Allah telah begitu adil memberikan sesuatu tepat pada waktu nya dan tempatnya
pernah saya nyeletuk ke ibu saya
"bu, kalau fie gak dikasih jodoh cpet, keburu ngerasain berkarir, fie khawatir malah lama nikahnya, keasyikan kerja, ngejar karir, ntar ibu malah bingung juga..."
gitu juga dengan teman saya itu
saya kembali berpikir kalau Allah gak kasih saffa cepet-cepet dalam kehidupan saya, mungkin hidup saya dan suami sudah terpisah jarak saat ini, lha saya pasti kekeuh cari kerjaan asik di luar kota
maka Allah begitu sangat tahunya bahwa kontrol diri saya begitu rendahnya dalam memenuhi harapan, sifat dan ambisi saya itu, maka diberikanNya ayah dan saffa dalam hidup saya sebagai penyeimbang dan pengontrol

nah, untuk perempuan-perempuan yang memutuskan memiliki peran ganda, serius ini bukanlah hal mudah
saya pribadi merasa mengorbankan masa depan anak sama sekali gak worthed dengan karir yang mungkin akan saya dapat dengan merelakan perhatian saya tersita untuk pekerjaan dan sisanya untuk anak
saya sendiri gak siap menemukan saffa sudah tidur saat pulang kantor,menemani kelelapan tidurnya dengan pekerjaan yang saya bawa ke rumah, dan meninggalkannya saat masih tidur kala saya berangkat ke kantor
maka perlu mendefinisikan kembali orientasi hidup, cara mencapainya, dan mengenal kembali diri anda
lalu memutuskan bagaimana anda mengatur semua itu dan mengontrol diri anda

langkah kedua perempuan-perempuan

dengan semena-mena, tanpa analisis mendalam, saya menyimpulkan ada beberapa langkah kritis perempuan
1.saat remaja, mencari orientasi hidup, masalah cinta cintaan itu dan sebagainya
2.begitu masuk masa dewasa, ada kekhawatiran, untuk perempuan-perempuan tertentu, dari budaya tertentu, kapan ya punya suami, ih kok gak laku ya...takut jadi perawan tua
3.saat baru menikah : bisa gak ya membahagiakan suami, jadi istri yang baik, gimana jadi menantu yang baik, bisa punya anak gak ya
4.begitu punya anak, anak ku ntar tumbuh jadi kayak apa ya..apa sambil punya anak ini bisa kerja (perempuan ini ada dalam budaya campuran...kadang lebih kasian, soalnya malah kebingunan menentukan orientasi dan prioritas hidupnya)

yang ini tentang langkah ke dua
saya baru saja ngobrol dengan sahabat saya yang luar biasa. cerdas, aktif, religius..kriteria yang diinginkan calon suami manapun
dan baru saja beliau menikah..
sampailah kami pada dialog ttg banyaknya ekspektasi pada perempuan
perempuan-perempuan seperti kami, yang dulu jijingkrakan..kesana..kemari..kesitu..kesini..
stres kalo gak ada kerjaan, dan senang kalo banyak kerjaan
stres kalo gak dikejar-kejar deadline
stres kalo potensi mulut yang sekian lama dikembangkan di psikologi ini mengangin begitu saja
mulut pegel bukan karena kebanyakan ngomong, tapi karena kebanyakan diam
ealah..

sahabat ini begitu bingung dengan ekspektasi misuanya
yang disampaikan kepadanya dengan bahasa filosofis
ah, bukankah bahasa misua dengan istri memang berbeda
sahabat saya itu sungguh bingung dengan aktifitas nya yang seabrek sekarang, misua jauh, dengan usaha yang sungguh keras untuk mengerjakan selayaknya menantu, bahkan menurut saya sudah luar biasa, maka bingunglah dia dengan ekspektasi filosofis itu

bagi saya, persoalan ini nampak sederhana, namun juga tidak mudah
bahasa istri dan misua tidak sama
dilahirkan dalam keluarga berbeda, budaya yang tak sama, bahasa yang hanya bersaudara, kebiasaan yang jelas kadangkala tak seirama
maka apa yang dinyatakan dan diperbuat dalam bahasa dan gerakan sama kadangkala mengandung interpretasi berbeda
saya lebih suka meminta suami saya berbicara dalam bahasa operasional
menjadi penghubung ekspektasi keluarganya dengan saya
apa yang saya maksudkan, apa yang keluarganya maksudkan
menjadi suami istri kan tidak sekedar ijab kabul, terus sah, hidup berdua
tapi hidup nya jadi banyakan iya kan?
tambah kaya..kaya sodara
tapi semakin kaya tidak semakin mempermudah juga bukan
semakin complicated dan butuh kompetensi memanaje yang lebih bagus
apapun di manaje
yang penting suami istri solid
maka langkah perempuan-perempuan yang baru saja menjadi istri ini begitu indahnya
dan langkah ini tidak membuat dahinya berkerut dan cepat tua karena mentranslate ekspekstasi dan mencoba menjalankan semuanya
pilih saja prioritasnya, kalau memang ekspektasi ini tidak bisa dipenuhi sekarang, jalan melingkar
hanya perlu kebijakan..kebijakan istri, juga suami

Selasa, 01 Juli 2008

saya di jogja lagi

setelah mempertimbangkan satu dan lain hal, maka sampailah saya disini
dengan penuh deg-deg an, ambil resiko dan dengan doa dan kemauan

senang melihat kak saffa ketemu lagi dengan ayahnya
semua harus dengan ayah
hari pertama saat bertemu
makan, harus disuapi dari tangan ayah
gendong, mau sama ayah
kursi dikasihin ke ayah
semua ayah..ayah..ayah..
rasanya semua rindu tumpah
rindu saya, rindu saffa, rindu ayah
bukankah ini keindahan dari sebuah keluarga?
kebersamaan...anugerah yang kadangkala luput dari kesyukuran

bukankah saya termasuk salah satu perempuan beruntung
di tengah keterbatasan kami, ada saat gaji tinggal seuprut, karena digunakan ini itu, saya dan suami malah tertawa, menertawakan apa entah..tapi itu sungguh tertawa bahagia
di tengah kebutuhan hidup, suami begitu legowo memberikan kesempatan saya sekolah walaupun harus banting tulang, peras keringat
di tengah kesibukan kami, saffa menjadi penghibur gratis, memberikan senyum dan ucapan syukur atas setiap langkah dalam perkembangannya
bukankah saya termasuk perempuan yang harus mengucapkan syukur di setiap tarikan garis bibir senyum saya, bahkan di setiap nafas yang saya ambil dan kembali hembuskan
karena saya percaya, keberuntungan ini adalah cinta yang tidak semua orang kadangkala bisa merasakan secara implisit

saya kembali di jogja
tempat pulang juga
merasakan bahwa begitu banyak kesyukuran yang harus saya ucapkan dan lakukan

Selasa, 24 Juni 2008

senangnya pulang...

alhamdulillah saya sampai juga di serang
meskipun rasanya udah basi pas nulis disini, soalnya udah seminggu lebih
terminologi pulang selalu saya pakai, kalo tidak, ibu saya *marah besar* protes, karena saya telah merasa jogja juga sebagai tempat pulang
ah, saya kan jadi senang malah, banyak tempat pulang
ketika pulang berkonotasi dengan kembali pada pangkuan, maka yang terasa hanya damai
tapi untuk pulang "sungguhan", saya belum berani
meskipun ada abah juga menanti disana..

Kamis, 12 Juni 2008

kontrol kualitas untuk produk bayi dan anak

siang ini secara gak sengaja saya liat berita mayangsari yang memasukan ibu nya ke salah satu rumah sakit di purwokerto
ini mengingatkan saya pada sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kasus ini
tapi pada kasus botol susu chicco saffa sekitar lebih dari setahun lalu

ceritanya:
saya beli botol susu chicco tambahan untuk saffa yang baru usia 3/4 bulan untuk nyimpan ASI saya, kebetulan pemeras ASI saya juga mereknya chicco.
kebetulan di toko wijaya, langganan kami, hanya tinggal satu botol saja. maka suami saya yang waktu itu sendirian membelinya, terpaksa membelinya karena butuh
sampe rumah, saya heran karena botolnya kok cuma disegel sama wrap biasa yang biasa saya pake di dapur untuk makanan, biasanya sama segel plastik yang lebih kenceng dan dipres pabrik gitu. tapi saya pikir memang ada perubahan segel kali ya.

iseng-iseng suami saya liat ada kekusaman di bagian bawah botol
lha, saya pikir lagi, mungkin karena jatuh aja
setelah diamati lebih dekat, ealah, ternyata itu busakan (apa ya bahasa indo nya??) dari logo dan tulisan salah satu RS di purwokerto
bahaya banget kan? saya gak kebayang lho, botol sampah dan bekas gitu dijual di toko besar yang sudah punya banyak cabang. saya juga gak kebayang gimana sistem kontrol di distributor chicco maupun toko itu. dimana proses yang salah?
yang jelas setelah itu saya komplain dan diminta menunggu satu minggu untuk dapet botol yang baru
tapi tetep aja kejadian ini jadi titik penting untuk ngingetin saya dan ibu-ibu lain, bahwa kita bener-bener-bener harus waspada dan hati-hati memilihkan produk untuk anak kita..meskipun udah pake produk yang bermerek dan beli di toko yang "terpercaya" tetep aja kontrol kualitas bisa miss...
sebaiknya ibu menjadi kontrol kualitas yang paling ketat ya...

mahasiswa yang ini, mahasiswa yang itu

saya punya teman, saya memanggilnya mas abu
saya kagum padanya.penampilan sederhana, mau berteman dengan siapa saja, kerendahan hatinya. meskipun kadangkala, begitu rendahnya, beberapa orang mengesankan blio orang yang rendah diri
blio yang berasal dari tegal, suatu kali ketika ditanya darimana asalnya oleh salah seorang dosen, harus berputar-putar untuk mengatakan darimana asalnya. sehingga dosen itu mengatakan "tidak usah malu, ndak papa, bilang aja dari tegal, ndak ada yang perlu dipermalukan.."
apakah saat itu mas abu rendah diri, saya tidak tahu.....
kelebihan dalam dirinya, kecerdasannya, tidak didukung oleh support finanasial memadai, yang mengharuskan dirinya juga bekerja sambil kuliah, tapi dia tetap kuliah. melanjutkan penulisan skripsi dengan judul BERAT itu. luar biasa

suami saya punya mahasiswa. saya ketemu dengannya di salah satu toko komputer di jogjakarta. sudah 7 tahun belum lulus juga. kenapa?apa seperti mas abu?
ya..dia bekerja. apa bedanya dengan mas abu? dia tidak suka skripsi, tapi dia mau selesai..ada cara lain? oooh, pastinya ada. mau cara yang halal atau haram?
ah, dia pilih yang haram. yang diajak bersekongkol untuk meluluskannya dengan tujuan haram itu suami saya pula.
sebal betul suami saya ketika dalam sehari dia ditelpon untuk dimintai kerjasama dalam persekongkolan itu. liciknya, dia menyuruh sahabat dekat suami saya untuk meminta suami saya berbuat hina dina itu. pengecuttttt...
suami saya marah, entah marah pada yang mana
alasan tidak bisa skripsi sambil bekerja tidak masuk di akal siapapun, termasuk saya
saya punya mas abu yang begitu luar biasanya mengerjakan skripsinya
saya punya mbak rini yang sudah punya anak 2 dan sedang hamil, masih bersemangat mengerjakan skripsinya dengan cara halal
silahkan cari akal orang lain untuk bisa dimasuki sehingga skripsinya bisa kelar
tapi bukan akal suami saya, ndak usah bilang-bilang suami saya akal siapa yang berhasil dimasuki..itu urusan anda dengan Allah

"maka tolong menolonglah dalam kebajikan...."
smoga ini masih kuat kami pegang.amien

Selasa, 10 Juni 2008

saya sudah besar

apa karena saya bungsu?
maka tadi pagi ibu saya sekonyong-konyong telepon. apa yang hendak dibahas?
"fie jangan lupa, rumah diberesin ya sebelum berangkat, seprei diganti, dirapiin, jadi ntar yusuf pulang udah enak rumahnya, gak ruwet..."
"iya bu...biasanya juga gitu"
rumpi sana sini
"fie mungkin kalo gak naik pesawat, mendingan naik kereta aja bu.."
"oh iya, nanti dijemput aja ya..?"
"adduh bu, gak usah, ngerepotin semua orang..fie kan udah gede.."
ibu saya hanya tertawa-tawa
tertawa ingat bahwa saya sudah besar?
atau tertawa karena saya merasa sudah besar ya..hanya merasa?
ah...
jangan-jangan besok-besok saya pun begitu pada anak saya
kayaknya emang iya...:)

Senin, 09 Juni 2008

jadi posisi mahasiswa itu sebagai....

beberapa kasus belakangan ini yang datang pergi silih berganti, tak kenal lelah dan sepenuh daya upaya membuat saya bertanya sendiri, jadi posisi mahasiswa itu sebagai apa di kampus? ketika menghadapi satu situasi, terutama yang nggak ngenakin, tersersit dalam benak saya, saat ini posisi saya dimana ya? kok bisa ndak ditengok sama petugas admin nya? posisi saya dimana ya, kok ttd untuk revisi saya tertunda lama hanya karena dosen ke luar kota? atau posisi saya dimana ya, saat kadangkala "mereka" menggunakan nada yang nampaknya sulit diterima di telinga saya?
ada beberapa posisi yang mungkin bisa saya tempati :
1. customer
sebagai customer, mahasiswa ini kan seharusnya dilayani, ya toh? lha wong mahasiswa bayar mahal, ikut tes, dsb. masalah kemudian mereka menyatakan bahwa uang yang mahasiswa bayarkan untuk kuliah itu hanya mencukupi sedikit dan lebihnya kerja bakti atau bahwa subsidi dari pemerintah, itu kan bukan lagi urusan mahasiswa, apakah jadinya seperti mahasiswa memang mendapatkan setimpal dengan yang dibayarkannya. tapi toh mahasiswa di indonesia tidak punya pilihan banyak, dengan sistem pendidikan yang masih memilah-milah kualitas dari segi face validity aja. lha pindak kesana, yo pelayanannya sama, pindah ke situh, juga sama. halah...halah..
seperti teman saya yang batal ikut seleksi di tempat saya sekarang kuliah. apa gerangan?? setelah memperoleh berbagai informasi ttg pelayanannya, diitung-itung positip dan negatipnya. lha tapi apa teman saya itu punya banyak pilihan? kalau mau memilah berdasarkan face validity, maka program yang sama ini tersedia di 4 univ saja...pilihan sulit kan? dan 3 tempat lain itu juga belum tentu lebih baik pelayanannya. pada akhirnya kalo temen saya itu udah kepentok, ya udah pilih yang inih aja. sama kasusnya dengan teman seangkatan saya sekarang. dosennya gak rekomend untuk ambil program profesi di salah satu univ di SBY, karena dibilang seringkali banyak jam kosong. larilah dia ke sini. apa yang terjadi? kejadiannya sama seperti yang gak direkomen itu...heyalaah...
2. bawahan
kalo jadi bawahan, konteksnya kan mestinya ada struktur ya. lagian kalo mahasiswa jadi bawahannya admin ato bawahannya dosen, apa serta merta bisa diperlakukan dengan miris gitu? disudutkan gitu? healah...mahasiswa itu kan udah melebihi tahap operasional konkret ya? ato memang pendidikan ini didisain untuk memberhentikan mahasiswa di tahapan itu ya?
healah, wong tren nya udah transformasional leadership kok, masih pake tipe pemimpin X, jadinya ya begini ini...lha teori ne di kelas ndak kepake tho yo?
3. rekan sejawat, teman untuk sama-sama tumbuh
indah kan kalo begini. mahasiswa cukup dewasa dan patut dihormati dengan dipanggil "anda" bukan "kamu". mahasiswa cukup dewasa untuk diajak dialog. ahhh...pasti bapak ibu paham konsep asertif kan...eiittts asertif lho, bukan galak, bukan nyela, bukan kalimat sinistik, sarkastik...mahasiwa kadangkala lebih tahu, meskipun mungkin banyak tidak tahu :), jadi mbok nyuwun tulung diberlakukan dialog setara..diskusi menarik saya dengan seorang dosen dari ilmu lain di univ ini, yang mengeluhkan belum tumbuhnya kebebasan akademik disini..dan itu yang mengekang mahasiswa untuk menumbuhkan ide cemerlangnya. "anda harus punya referensi jurnal asing..." begitu saya cerita padanya. beliau yang notabene dari ilmu eksak sempat bilang "lha padahal kan nggak bisa begitu, perilaku dengan culture kita kan beda" SETUJU..tapi gimana lagi?? "ah gawat kalau banyak orang cari aman.." *iya pak, seperti saya*
dengan helaan nafas yang sudah tertahan seminggu, saya bilang "ya, gak ada pilihan pak, masalah biaya gak bisa kompromi dengan idealisme kebebasan itu. kelelahan untuk menantang culture yang sudah menjadi peraturan resmi"

Maka, para mahasiswa, begitu anda mendapatkan perilaku "menyenangkan" atau "tidak menyenangkan" pastikan dimana peran dan posisi anda pada situasi itu. salah tafsir bisa bikin geer ato malah sakit hati..

Kamis, 05 Juni 2008

batal lagi...

ibu saya sudah menunggu kedatangan saya dengan harap-harap cemas *emang segitunya ya??*
makanya saya sedih banget tiap kali harus ngasih tahu gak jadi dateng lagi, atau telat lagi..sampai ibu saya tanya "jadinya kapan nih???"
kedatangan saya seringkali jadi momen yang ditunggu ibu. soalnya saya yang paling jauh dari enam anaknya. udah bungsu, jauh pula, gitu kata beliau. dulu saya inget banget sebelum beneran punya rencana nikah sama ayahnya, ipar saya bilang "jangan jauh-jauh lho fie, malah kayak mutusin silaturahmi..."
soalnya awalnya memang saya yang diharapkan untuk nemenin ibu yang udah sendirian setelah ditinggal abah tahun 2002. tapi takdir Allah menentukan saya harus tinggal di jogja, yang jauhnya gak ketulungan dari serang. sebetulnya gak jauh banget, tapi karena ibu saya back pain, yang menyulitkannya untuk duduk, maka belum pernah sekalipun blio bisa menengok saya disini, maka saya saja yang seringkali pulang. dulu pas belum punya saffa bisa sampe 6 kali setahun, kalo sekarang mah, karena mesti boyongan, jadi didiskon 2-3 kali aja setahun.

minggu ini sebetulnya rencana final saya, yang hampir pasti jadi..jadi..dan jadi
tapi apa daya, ayah kena masuk angin parah mulai dari hari IELT nya itu...saffa malah ikutan pake masuk angin...setelah itu kerjaan ayah minggu ini sampai senin malah tambah banyak yang bikin blio pulang-pergi luar kota (padahal cuma dari jogja ke bantul ya??hehe gayanya luar kota..)

maka, dengan penuh penyesalan, lagi lagi saya mesti mengabarkan ini ke ibu saya
sedih...

Rabu, 04 Juni 2008

ketep pass, "harus" dikunjungi


IMG_0271
Originally uploaded by ufi yusuf
ini merupakan tempat asik banget untuk dikunjungi di daerah magelang
kalau tanya dimana tempatnya? maka saya akan menjawab "monggo diliat di peta aja ya" saya sense of direction nya parah sangat, kalau skalanya pake likert 1-5, dari sehat-parah, maka skala saya 5,5 hehe

apa yang bisa didapet disana? UDARA SEGAR jelas
selain itu pemandangan yang indah, sambil maem jagung bakar merupakan aktifitas yang gak boleh dilewatin
selain pemandangan indah itu, ada juga volcano theater (sayangnya 2x kesana saya gak sempet masuk)
sepanjang perjalanan kesana, ada juga orang jualan taneman, sayuran "aneh", maka yang suka taneman, jadi kayak surga aja
eittt...disana juga ada teropong yang bisa dipake untuk ngeliat pemandangan di sekitar
pemandangan apa yang bisa dilihat?perpaduan, pernikahan, atau apalah antara gunung merapi dan merbabu, yang kalo lagi cerah-rah-rah (gak berkabut), maka bisa diliat dengan jelas..indah sungguh

kalau ke ketep dari arah jogja, jangan lupa mampir di rumah makan cinde laras
dimana itu? emmm...pokoe dari jogja, sebelah kiri jalan..bentar ya tak tanyain ayah dulu
disana menunya unik (menurut saya lho ya..). jarang-jarang kan anda menemukan menu telur ikan (sedepppp), ikan wader dan udang sungai kecil-kecil, ditambah pake sambal terasinya yang sedep atau pake bumbu pecelnya yang uenak tenan
saya rela melakukan perjalanan jauh jogja-magelang cuma mau makan disini..sungguh!!

terobsesi teori konspirasi

traveler melecutkan kembali minat teori konspirasi setelah sempat meredam karena sudah terlalu lama berhenti membaca da vinci code

bulan ini beberapa kejadian di negeri ini melecutkan pemikiran teori itu
seperti yang sebelumnya saya tulis disini
1. kasus yang masih hangat adalah munarman
sederhana saja pemikiran saya. beberapa informasi menyebutkan sepak terjang blio di negeri ini. marilah sebelumnya saya mengajak anda untuk berpikir SEMPIT-seSEMPITsempitnya. sehingga FPI atau LPI kita simpan di sisi kontra-demokrasi, karena "kebrutalan"nya di beberapa kejadian. maka bagi saya ,munarman yang merupakan mantan anggota LBH dan KONTRAS (yang dengan pikiran sempit seSEMPITsempitnya kita letakan di organisasi pro demokrasi. maka ada tanda tanya besar sebanyak 100X yang mengikuti dibelakangnya. kenapa idalisme munarman bisa berubah begitu jauhnya?apa?
apakah memang ada masukan ideologi dan brainwash yang begitu hebatnya sehingga bisa mengubah idealisme seorang yang dianggap kuat idealismenya yang telah mengakar selama bertahun-tahun? atau apakah yang dulu dia kerjakan hanya tuntutan tugas saja yang bertentangan dengan idealismenya? ataukah idealismenya yang dulu itu yang terus mengakar kuat, membuat dia melakukan sesuatu dengan memasukan dirinya di dalam organiasi kontra-demokrasi itu?dan lihat akibat masuknya beliau di organisasi itu saat ini. akibat meluas, lebih luas akibatnya dari sepakterjang FPI di masa lalu.

2. kasus blue energy
hilangnya pak joko membuat saya merefresh lagi tentang teori konspirasi itu. pemikiran saya ada disini

ah, manusia memang sebegitu pintar dan luar biasanya kan??

saya, kaktus dan bicara

saya marah
kaktus saya kok tidak tumbuh
saya marah
halaman rumah saya begitu kering
saya marah
hujan tidak sempat mampir di halaman rumah saya

saya takut
hujan yang kan datang begitu derasnya
sampai menyesali permohonan saya

ah sudah saatnya
saya bicara
hujan yang begitu deraskah?
uaa pada awalnya
tapi tidak lama
setelah itu langit begitu cerahnya
halaman saya telah terbasahi
semoga kaktus saya segera tumbuh

050608-bicara dengan sungguh2 dan benar

Selasa, 03 Juni 2008

arti ayah=abah=bapak=apapun anda memanggilnya

saya mungkin termasuk ibu yang memendam rasa iri hati. gimana gak, kak saffa lebih lancar, fasih, dan seringkali memanggil AYAH ketimbang IBU. mencoba bercermin, mungkin karena saya galak kali ya, jadi saffa lebih suka panggil AYAH nya ketimbang IBU nya
maka, di setiap tangisannya, yang dipanggil AYAH, bukan IBU
saya ndak bisa kebayang bila suatu hari nanti, keluarga kami harus menjalani SLJJ, maksudnya hubungan jarak jauh, dan kalau kebiasaan menangis memanggil ayah ini berlanjut, maka yang akan menangis tidak hanya saffa sendirian, pasti saya temani...sisi kenlongsoan keluarga SLJJ

tapi ke-iri-an saya ini membawa saya pada kenangan mengenai abah
untuk beberapa hal, saya tahu harus mengadu dan meminta kepada blio
tahun ajaran baru : kebagian abah yang beliin buku dan peralatan tulis
jamannya maen karet untuk lompat, saya minta ke abah, habis ditegur ibu terus gara-gara karet di dapur bablas
jamannya maen bekel, maka abah membelikan saya beberapa set bekel, mulai dari bola paling gede sampe bola paling kecil
bahkan ketika saya dan abah ditinggal ibu yang lagi ada acara ngumpul2 bareng ibu2 selama seminggu, abah mengajak saya ke dufan, tempat yang dia tidak suka sama sekali, dan beliau menunggui saya di parkiran saja dengan supir

kalau saya ditanya arti abah, maka saya hanya akan menangis, tanpa bisa menjelaskannya dengan kata-kata
mungkin itu pula yang dirasakan saffa kepada ayah
kalau saya ditanya arti abah
saya akan mengingat parfum khas nya saat shalat, percikan air wudhunya, doa-nya di ubun-ubun saya, dan air doanya yang selalu saya minta untuk kelancaran studi saya
kalau saya ditanya arti abah
saya akan mengingat lelucon lucunya mengenai angka IP pertama yang saya dapat
angka yang bahkan tidak sempat saya persembahkan--atas pembuktian ketidaksia-siaan kerelaan beliau melepas saya ke jogja--karena blio lebih dahulu dipanggil Allah
kalau saya ditanya arti abah
maka jawabnya hanyalah mengenai darah yang mengalir deras dalam tubuh saya
darah yang membawa pesan dan warning di setiap langkah saya
darah yang membantu nurani saya mengenali kebaikan dan keburukan yang saya ambil

saya kangen abah..

Senin, 02 Juni 2008

men sana in corpore sano (bener gak tulisan'e?)

dua hari belakangan ini kondisi kesehatan keluarga kami tak beres sangat
saffa yang tiga hari lalu makan es krim tanpa sepengetahuan saya mendadak sariawan, badannya panas, plus sedikit diare ringan
ayah sudah 4 hari menderita nyeri otot tak jelas ujung pangkal, hingga mual yang jelas ujung pangkal

saya ingat betul ketika akan menghadapi ujian komprehensif, seperti biasa, saya muaaaal (ini adalah reaksi stress saya). lalu ayah berkata : "yaa diusahain jgn tertekan gitu dong bum, berpikir positif" begitu tips ayah pada saya
maka empat hari terakhir ini adalah pembuktian dari kata mutiara "memang psikologi untuk anda, bukan untuk saya" kalau kata mutiara ini tidak tepat untuk ayah yang orang elektro, maka mungkin yang berikut ini lebih tepat "berbicara itu lebih mudah daripada melakukan"

tanggal 30-31 Mei adalah saat mendebarkan dan menentukan dalam sejarah akademis ayah. bagaimana tidak? itu adalah ujian IELT untuk memperbaiki nilainya yang lalu untuk bisa tembus lanjut kul. sampai sebegitu menekan perasaannya, maka mulailah ayah sakit otot. dan dalam dua hari itu, perutnya mual, serasa ingin muntah, dan berlangsung hingga hari ini!! mari kita hitung: 30-31-1-2 ...4 hari. lebih fantastis dari stres saya. pasalnya mungkin karena nilai IELT nya gak bisa diketahui langsung, beda dengan saya yang bisa tahu langsung hasil ujian komprehensif saya
maka, begitu menyadari hal ini, saya pun tersenyum simpul,sedikit manis, sedikit asam..mengingat pesan dan kesannya saat saya mual dulu.
maka bergumamlah ayah "ayah ini sakit jiwa dan raga"
maka, saya menyimpulkan dengan semena-mena : memang terbalik pepatah yang selama ini beredar itu "men sana in corpore sano" lha dia bilang di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. dalam kasus ini, maka pepatah itu menjadi "men sano in corpore sana" di dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang kuat..
ah lagi-lagi, seberapa mapan pun pepatah itu, coba pikirkan kembali...