Kamis, 17 April 2008

membuat keputusan..apakah sudah final??

mendekati kelulusan saya (insyaAllah..) ada beberapa orang mempertanyakan, setelah lulus, mau apa? mau kerja apa?
saya kembali bertanya pada diri sendiri, apa tujuan saya dulu melanjutkan kuliah?
kayaknya bukan cuma untuk lulus, trus kerja aja...selain untuk mengisi waktu luang (hehe..) saya berharap ilmu di tingkat lanjut ini memberikan kesempatan kepada saya untuk memiliki waktu kerja yang fleksibel

beberapa orang menyarankan saya menjadi konsultan, tapi saya pikir tidak akan semudah itu, lha wong saya ini anak bawang, belum melek banget, masih butuh dititah dan dituntun
saya pun menengok kembali kepada peran saya sebagai perempuan. peran yang diberikan oleh takdir sekaligus budaya
peran sebagai ibu, yang merupakan pilihan hidup yang menyenangkan, sebagai bagian dari memenuhi takdir saya di dunia ini
peran sebagai istri, merupakan pilihan pula, takdir
apa yang tercampur di dalamnya, juga ada bentukan kultural, bahwa ibu merupakan salah satu pihak yang paling bertanggungjawab atas pendidikan anak di rumah

menengok kesini...saya kembali menoleh ke masa-masa dimana saya sedang mengerjakan PKP, saya pergi jam 7, pulang jam 17.30, sebelumnya, ketika kuliah saya masih penuh, saat usia saffa masih 2 minggu, jadilah saya merasa durhaka terhadap anak, karena harus meninggalkan anak saya dari jam 7-17
saffa sama sekali tidak bisa protes, kalaupun protes, ada masa saya tidak memahami itu, meskipun dalam satu kesempatan, saya merasa dia kecewa pada saya karena sering ditinggal
jadi ketika saya hendak melangkahkan kaki saya ke era baru setelah kelulusan, maka saya akan kembali berpikir mengenai kondisi ini
tadinya ada sebuah ambisi yang besar, mengejar karir di perusahaan yang menawari saya kerja setelah lulus, bekerja sampai di titik manajerial, menjadi perempuan sukses..lets make definition about perempuan sukses. kembali saya berpikir, apakah perempuan sukses itu hanya dalam konteks kerja? saya pikir tidak...
saya kembali menimbang-nimbang mengenai kenelongsoan dan kebahagiaan

akhirnya, di suatu malam, di sebuah rumah di pedesaan (maklum, rumah saya dekat dengan sawah, hehe), saya membuat pertanyaan : "yah, apakah ayah akan mengharuskan bum untuk bekerja?"
"ya, gak lah bum, yang penting itu saffa..."
"yah, kalo ayah bersedia untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, dan sanggup untuk itu, rasanya bum akan bekerja hanya untuk aktualisasi diri saja, tidak mengejar materi, tidak ngoyo...biarlah separuh waktu terjaga saffa, bum menemaninya"
"beneran nih?"ayah mencoba menegaskan
.........................................diam dan sepi................................

Tidak ada komentar: