Senin, 14 Januari 2008

untuk para istri

tidak ada yang lebih menyenangkan dan membahagiakan selain menyadari bahwa Allah telah memberikan begitu banyak anugerah bagi kesempurnaan kebahagiaan sebagai istri dan ibu, yaitu suami dan anak yang sehat dan penuh kasih sayang

mencintai dan dicintai adalah keseharian yang didambakan
rasanya sebelum terlambat menyadari, bahwa pilihan ini adalah anugerah terbaik
bahwa pilihan ini adalah yang terindah
bahwa pilihan ini, ketika dia pergi sebentar saja, menjadi begitu berat dan membuat bibir tertarik ke bawah

tapi sebagai catatan, apakah semua istri merasakan hal sama seperti yang saya rasakan malam ini?
rasanya tidak...karena pada malam ini ada juga istri yang merasakan sepi dan depresi karena menanggung beban ekonomi beberapa tahun belakangan ini
pada malam ini juga, ada seorang istri yang harus memijat suaminya yang lumpuh sepanjang malam, yang tidak bisa tidur tanpa pijatannya, namun justru ketika suaminya terbangun hanya caci maki yang didapatnya
ada pula istri yang merasa menguat-nguatkan diri berpisah dari suami demi harga diri

Saya, anda, sebagian dari kita adalah istri...yang merasa sebagai istri
dan mungkin sebagian dari Anda adalah suami...yang merasa sebagai suami

Mungkin saya terlalu picik mengatakan bahwa pilihan saya adalah benar
karena saya tentu tidak bisa mengatakan bahwa pilihan istri-istri yang merasa sepi, depresi, yang sering di caci maki adalah salah
kita hanyalah makhluk pembelajar yang belajar dari pilihan
belajar bahwa sebelum memilih kita telah menghitung konsekuensi
belajar bahwa perjalanan mungkin tidak semulus perhitungan awal kita
belajar untuk membuat kesyukuran diantara kesulitan

dan saya masih perlu belajar banyak dari para istri yang lain

Tidak ada komentar: