Minggu, 16 September 2012

Rasa yang (ternyata) sama


Saya masih mengingat rasanya di bulan Juni, rasa yang meluap meskipun kedatangannya masih 2 bulan ke depan
Saya merasa, perayaan hari kemerdekaan Indonesia, tidak pernah seindah itu
Saya merasakan Saffa yang semangat dan saya yang menanti

Ketika saatnya tiba
Saya tidak ingin apa-apa
Saya ingin menghentikan waktu, karena saya sadar saat ini akan tiba
Di malam itu, saya sudah bilang padanya
Bahwa ini salah satu hari terbaik dalam hidup saya
Tapi saya takut akan datang hari yang menyebalkan
Dimana saya tidak bisa tidur karena hati saya separuh tidak rela untuk kembali berjauhan

Tadi siang ayah bilang
“Sebentar lagi…dua tahun yang tidak terlewati tidak berasa kan?”
Saya hanya melotot lalu bilang “bagian mana yang tidak terasa?”

Dan tiba-tiba saya menginsyafinya
Betapa luar biasa perjalanan selama beberapa periode ini
Pelajaran dan kado indah pada kami
Lalu saya kembali mengingat apa yang ayah bilang di awal kedatangannya
“Lha, ngingetnya kok nanti, sekarang aja dinikmati dulu…”

Ya, saya menikmati setiap momentnya
Saya menikmati pembicaraan kami mulai yang maha penting sama konyol di titik nol
Menikmati paduan suara kami yang gak jelas
Menikmati tawa Saffa yang berbeda
Saya menikmati pemandangan ayah menjalankan perannya sebagai ayah yang sesungguhnya
Menikmati indah nya digandeng
Dan saya menikmati “rebutan ayah” dengan Saffa

Di hari ini,
Saat semua takut menjadi nyata
Saya memilih untuk menggantikan rasanya dengan excitement baru
Excitement menunggu nya kembali pulang
Mempersiapkan rencana-rencana indah saat ayah kembali berkumpul
Meramu nya jadi deg-deg an berbunga persis seperti setiap kali dia akan kemari

Tadi pagi,
Di kamar mandi, saya meminta Saffa untuk tidak menangis
Karena ayah nya berjuang..dan kami harus memberinya semangat supaya cepet lulus
Saya bilang padanya bahwa saya pun sama tidak sukanya ketika harus berjauhan
Tapi kami harus sama-sama berusaha untuk segera bisa berkumpul kembali
Dan begitulah…saffa manyun :D

Dan nyatanya
Saya yang menangis..cengeng
Saffa bilang “Ibu, sebenernya ibu juga tidak suka ya..dalam hati ibu, kalau ayah ke australi…tapi apa tuh..coba ?” dia mencoba mengingatkan saya dengan apa yang saya bilang padanya pagi tadi
Saya tidak akan pernah membayangkan setelah itu dia justru menghibur saya dengan gerakan lucu, sampai saya tertawa
“Bu, jangan nangis lho, saffa jg gak nangis, Cuma keluar air mata sedikit, terpaksa”
Katanya lagi..”ibu harus tetep seneng…kayak aku”

Hmmmppffhh
Dan bukankah ALLAH memang telah memberi yang terindah untuk kami

*sebulan lalu ayah meminta saya menulis kembali, dan sore ini saya melakukannya dengan cepat..untuknya, untuk kami*


pic : http://moreintelligentlife.com/content/catherine-nixey/big-love-polyamory




Tidak ada komentar: