Saya masih mengingat rasanya di bulan
Juni, rasa yang meluap meskipun kedatangannya masih 2 bulan ke depan
Saya merasa, perayaan hari kemerdekaan
Indonesia, tidak pernah seindah itu
Saya merasakan Saffa yang semangat dan
saya yang menanti
Ketika saatnya tiba
Saya tidak ingin apa-apa
Saya ingin menghentikan waktu, karena
saya sadar saat ini akan tiba
Di malam itu, saya sudah bilang
padanya
Bahwa ini salah satu hari terbaik
dalam hidup saya
Tapi saya takut akan datang hari yang
menyebalkan
Dimana saya tidak bisa tidur karena
hati saya separuh tidak rela untuk kembali berjauhan
Tadi siang ayah bilang
“Sebentar lagi…dua tahun yang tidak
terlewati tidak berasa kan?”
Saya hanya melotot lalu bilang “bagian
mana yang tidak terasa?”
Dan tiba-tiba saya menginsyafinya
Betapa luar biasa perjalanan selama
beberapa periode ini
Pelajaran dan kado indah pada kami
Lalu saya kembali mengingat apa yang
ayah bilang di awal kedatangannya
“Lha, ngingetnya kok nanti, sekarang
aja dinikmati dulu…”
Ya, saya menikmati setiap momentnya
Saya menikmati pembicaraan kami mulai
yang maha penting sama konyol di titik nol
Menikmati paduan suara kami yang gak
jelas
Menikmati tawa Saffa yang berbeda
Saya menikmati pemandangan ayah
menjalankan perannya sebagai ayah yang sesungguhnya
Menikmati indah nya digandeng
Dan saya menikmati “rebutan ayah”
dengan Saffa
Di hari ini,
Saat semua takut menjadi nyata
Saya memilih untuk menggantikan
rasanya dengan excitement baru
Excitement menunggu nya kembali pulang
Mempersiapkan rencana-rencana indah
saat ayah kembali berkumpul
Meramu nya jadi deg-deg an berbunga
persis seperti setiap kali dia akan kemari
Tadi pagi,
Di kamar mandi, saya meminta Saffa
untuk tidak menangis
Karena ayah nya berjuang..dan kami
harus memberinya semangat supaya cepet lulus
Saya bilang padanya bahwa saya pun
sama tidak sukanya ketika harus berjauhan
Tapi kami harus sama-sama berusaha
untuk segera bisa berkumpul kembali
Dan begitulah…saffa manyun :D
Dan nyatanya
Saya yang menangis..cengeng
Saffa bilang “Ibu, sebenernya ibu juga
tidak suka ya..dalam hati ibu, kalau ayah ke australi…tapi apa tuh..coba ?” dia
mencoba mengingatkan saya dengan apa yang saya bilang padanya pagi tadi
Saya tidak akan pernah membayangkan
setelah itu dia justru menghibur saya dengan gerakan lucu, sampai saya tertawa
“Bu, jangan nangis lho, saffa jg gak
nangis, Cuma keluar air mata sedikit, terpaksa”
Katanya lagi..”ibu harus tetep seneng…kayak
aku”
Hmmmppffhh
Dan bukankah ALLAH memang telah memberi
yang terindah untuk kami
*sebulan lalu ayah meminta saya
menulis kembali, dan sore ini saya melakukannya dengan cepat..untuknya, untuk
kami*
pic : http://moreintelligentlife.com/content/catherine-nixey/big-love-polyamory
Tidak ada komentar:
Posting Komentar