Melangkah hanya sekedar pembahasan hal sederhana mengenai hal sederhana yang mungkin dimiliki semua orang. Melangkah memaknai hidup dengan semangat, tanpa keterpaksaan, namun dengan pasrah penuh. Cerita tentang belajar melangkah, lihai melangkah, atau melangkah tahap advance (berlari?) mungkin tak selalu indah, namun memaknai langkah berikutnya..
Kamis, 15 Oktober 2009
dan ketika kita tiba di masa itu
namanya betty..
saya mengenal nya 1 bulan lalu, saat seperti biasa saya mengantar junk mail pagi
merasa ada "kedekatan" karena anaknya di jakarta, dan saya orang indonesia
dua kali dia "mencegat" saya di depan pintu rumahnya
di cegatan terakhir nya, dia memeluk saya 2 kali
saya kok mau nangis ya
usianya 82 tahun
punya tiga anak..satu di jakarta, kedua di darwin dan si bungsu di tazmania
trus dia sama siapa?
sendiri..ya sendiri
entahlah
saya merasa seperti jelmaan anak2 nya
yang pergi jauh sementara orangtuanya tinggal sendiri
dia persis ibu saya
--tidak dalam bentuk wajah yang bule ya
gak mgkn kan ibu saya bule sementara saya gosong begini
ibu saya punya anak 6--
dan bliau skrg tinggal sendiri--meskipun tidak seekstrim betty yang anaknya jauhnya banget2
minggu lalu saat saya bertemu betty
saya bisa merasakan kebanggaannya
saat kami memutari rumahnya, menunjukan foto keluarganya, dan souvenir2 yang dibawa anak2nya dari berbagai belahan dunia
saya bilang padanya
pasti dia begitu bangga anaknya telah mampu berdiri sendiri
sungguh saya tidak berani bertanya
apakah sepi harinya
apakah sebahagia itu pada kenyataannya
saya yang masih muda ini mgkn bisa saja berbicara seperti itu
saya masih punya suami di samping saya
anak saya masih dikeloni
entahlah
sungguh saya tidak tahu
bahkan mgkn pada ibu pun saya tak berani bertanya
saya hanya bisa merasakan rindunya
ketika saya menginjakan kaki di rumah
kami berpelukan, dan selalu.. saya menangis
setelah itu saya memilih menunda mandi dan menghabiskan waktu ngobrol dengan beliau
beda rasanya, hanya lewat telpon dengan merasakan langsung tatapan dan rasa yang ada di matanya
entahlah
ibu pernah bilang "semua akan mengalami masa itu, menua, dan sendiri"
kadang saya takut untuk sampai ke masa itu
kadang saya sendiri ngeri mbayangin sedihnya ibu saya saat awal2 ditinggal abah
itu sebabnya saya dan suami sering berebut meninggal duluan
atau malah mengajaknya meninggal bersama *romantis apa serem ya*
entahlah
saya sungguh-sungguh tidak tahu
saya hanya berharap ALLAH meminjamkan kebijakannya pada saya saat tua nanti
pic : http://intelligenttravel.typepad.com/photos/uncategorized/2007/11/30/road_studs_2.jpg
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar