Minggu, 23 November 2008

youre fired!!

uh..uh..uh
perasaan ini tidak nyaman
saya mendengarnya dari beberapa kabar burung
meskipun tidak seburuk itu

tapi saya tidak bisa melepaskan kekhawatiran ini



uh...uh..uh..
katakan saya bukanlah calon psikolog industri yang baik
yang punya perasaan lembut pada manajemen
tapi apa manajemen memang harus dipersalahkan

uh..uh..uh..
ini bukan sekedar permasalahan internal
ini permasalahan sistim
sistim di negara ini
sistim di dunia ini (aiiiiihh...)

uh..uh...uh...
tapi saya bukan tipe yang mau turun ke jalan
saya cuma takut mereka dirumahkan
saya cuma berpikir...
ini kondisi sulit, mereka harus tetap dapat hak-nya
mungkin ada cara yang lebih baik

pic from here: toughsledding.files.wordpress.com

Jumat, 21 November 2008

protokol empati


bagi saya, psikologi memberikan lebih dari sekedar embel-embel ndak penting di belakang nama saya itu
saya belajar tentang diri saya, tentang anda, tentang mereka, tentang manusia
meskipun guyonan kami selalu "psikologi untuk anda, bukan untuk saya"

menelusur perjalanan saya di psikologi, saya menemukan salah satu moment penting di dalamnya, mengenai empati
sebegitu pentingnya, sampai seorang dosen punya protokol khusus untuk ini
pada awalnya begitu mekanistik bagi saya pribadi, di akhir saya tahu, kadangkala internalisasi butuh proses mekanistik juga..*pasti pengikut behavioris nih saya...*
first of all : perhatikan klien, fokuuus...fokuuuus
protokol lainnya adalah : pandang mata klien, rasakan emosinya
lalu : nyatakan kalimat-kalimat yang empatik
coba deh bayangin aja, kami disuruh untuk menulis kalimat empati sebanyak 10 atau 15 begitu yang ada ilustrasi kondisinya. saya kasih contoh deh:
kondisi : ibu korban pemukulan suami
ekspresi empati : "ya, pasti ibu sedih sekali, tidak terbayang suami yang sangat dicintai tiba-tiba melakukan itu. saya coba untuk memahami situasi ini, pasti sakit..."
sedangkan lainnya adalah : diijinkan untuk memegang tangan, bahu, bahkan boleh lho mijetin ringan...(catatan : tergantung kepercayaan dan norma yang anda pegang mengenai sejauh mana anda boleh menyentuh orang lain, dan seleksi sendiri, siapa yang boleh anda sentuh). ini kan masalah sensitif ya, menyangkut kepercayaan, norma dan kultur. dosen saya lain yang kuliah konseling di negeri orang malah sering kehilangan klien gara-gara masalah kultur beda ini. bayangin ya, misalnya kan di barat sana, prosedur empatik memegang tangan itu udah biasa, entah pria atau perempuan klien kita, ya ndak papa, oke aja, malah mungkin menjadi harapan bagi klien untuk meringankan bebannya. lha bagi sebagian kita, hohoho..tunggu dulu...

dan protokol lain adalah memberi penguatan untuk kalimat-kalimat dari klien, ungkapkan kemengertian kita tentang apa yang dikatakannya. seperti berikut ini
klien : "suami saya itu bu, mukuli suka di depan anak....bla..bla"
psikolog : "ya...ya..ehm..hem.." angguk-angguk
mengenai protokol ini ternyata juga ndak bebas budaya sodara-sodara. di beberapa negara, kalo kita he eh..iya..iya gitu sebelum mereka selesai cerita, dikirain kita malah ndak suka, ndak dengerin, sok tahu..

semua itu jadi kayak semacam protokol yang akhirnya mendarah daging dalam diri kami..*eh ngajak-ngajak*, saya maksudnya
maka lepas dari kalimat empatik yang sifatnya ngonseling tadi itu, saya tidak bisa melepaskan diri saya memandang orang lain dengan seksama saat mereka berbicara pada saya
atau saya kadang coba*sok-sok* paham dengan menggunakan kata "ya...ya..ya..."+angguk-angguk

ini adalah bagian dari skill yang gak ternilai, kadangkala gak disadari yang dimiliki sama temen-temen di psikologi
bahkan sama temen sendiri yang sama-sama di psikologi, saya sendiri sangat merasa dihargai dan diperhatikan kalau mereka melakukan protokol itu
tapi jangan salah, kadangkala protokol ini juga bisa jadi boomerang dalam prakteknya
ya kembali lagi, masalah kultur tadi
saya, yang memang paham betul kultur itu, ya ndak ada husnudzon atau suudzon dengan perilaku protokoler itu
tapi bagi sebagian yang ndak biasa
"apa sih, kok liatin terus pas aku cerita...."
"wah, aku pikir kamu naksir aku, soalnya kalo aku cerita kamu lihatin terus. ternyata semua juga digituin ya?"


pic from here: http://www.lapsura.com/drawings/archives/images/being-emphatic.gif

Kamis, 20 November 2008

cerita lama(1)--Kami : Ayah+Ibu+Saffa

pagi ini sungguh senang
kok bisa buka blog friendster, tapi teteup friendsternya mah gak bisa dibuka disini
tapi lucu ya ternyata baca blog lama, ceritanya masih kerasa di hati
menulis membantu memvisualisasi, refleksi, introspeksi, atau apalah yang berakhiran -i :)
saya baru saja kembali terharu (berarti saya kan selalu terharu tiap kali) membaca posting saya yang ini:

Kami : Ayah+Ibu+Saffa

Tuesday, December 26th, 2006

Gak nyangka, hari jumat masih ke kampus ngerjain tugas seabrek….ngumpul ma temen2 sampe siang…malam tanggal 8 Desember bakal jadi awal libur panjang maem sambel tempe (nyeemmmm…)
Tapi makanan itu juga yang bikin fie bingung malem itu..karena nyangka sakit perut gara-gara kebanyakan sambel…
Jam 2 pagi bangun, sakit perut ke belakang, tapi kok sakit perutnya aneh ????
Bangunin suami…diskusi tentang jenis sakit perut (hehe…kok sempet??) akhirnya memutuskan untuk beres2 baju, berhubung sebenarnya belum persiapan apapun untuk diri sendiri…
Jam 6 pagi akhirnya memutuskan menghubungi tetangga yang menawarkan bantuannya sejak dari dulu, kalo lahiran…
Ke dokter….tapi belum bukaan…pulang lagi….dalam hati malu sama tetangga…
Jam 2 siang balik ke dokter pake taksi (berhubung malu ma tetangga…hehe….)…alhamdulillah dah bukaan 2
Masih bisa maem banyak tuh, minum susu, maem coklat, apapun juga yang bikin tambah tenaga…
Habis magrib…bukaan 4, kontraksi dah mulai luar biasa…
Jam 9 lewat, dokter masuk…setelah tahan mengejan sekian lama, dibolehkan juga akhirnya…
Ejanan pertama, kepala kakak kelihatan atasnya aja…ALhamdulillah ejanan kedua, kakak dah bisa loncat sendiri…Nangis…Alhamdulillah…MAunya ikut nangis bareng kakak, tapi dilarang dokter (hik..hik..)
Siapa ya namanya? fie dan mas masih kaget dan bingung…ya udah dipanggil kakak aja…
Tapi yang jelas..kita berdua udah jadi ayah dan ibu…amien…
Seminggu kemudian…terangkai nama “Saffa Khairina Yusuf”

Merangkai setiap langkah dalam proses ajaib manusia, membuat fie dan mas cuma bisa bilang Subhanallah berkali-kali…semalaman kita berdua diskusi tentang hebatnya Allah merangkai proses kejadian manusia ke dunia…luar biasa makhluk sebesar itu ditempatkan di rahim selama 9 bulan…kok bisa?

Satu hal yang tidak kalah luar biasa…
Kehadiran suami sepanjang proses…gak pergi se detik pun…
Menerima dalam kondisi sulit dan sakit….
Menerima ketika setelah melahirkan tubuh perempuan gak bisa cepet pulih…
Menemani di setiap malam ketika Saffa menangis minta ASI dan ganti popok…
Mencintai keluarga apa adanya…
Berdoa agar setiap langkah selalu menjadi berkah dan hidup kami selalu dipenuhi cinta dan kasih sampai Allah meminta kami kembali….Amien…
Sekarang di rumah bukan hanya kami berdua…yang hidupnya masih awut2an…barang-barang belum ditata, dll
Harus mulai menata diri, karena sekarang, jika ada ada sebutan kami, itu berarti Ayah, Ibu dan Saffa….

Rabu, 12 November 2008

bedanya : mau dan mampu

ingin menulis
tapi...tak kuasa
lihat sisa verbatim itu!!!

ingin menuang
tapi tak sanggup
lihat kalender itu!!!

gambar dari sini: www.eslkidstuff.com/images/headache.gif

Minggu, 02 November 2008

kualat "teroris"

ribut-ribut mau eksekusi amrozi dan teman2
lepas dari polemik yang ada...saya ndak mau ikut2an blass...
cuma...
tiba-tiba ada kitik2 beberapa pikiran yang menggemaskan untuk disampaikan
1. kasus UTG
UTG itu kan jaksa nya waktu amrozi dituntut ya. jadi kepikiran, dia masuk penjara, pertama karena emang dia ndak baek, kedua karena kualat sama amrozi dan temen2
2.kasus krisis nya Bush
Bush itu kan benci banget pasti ya ma amrozi. jadi krisis ekonomi, krisis kepercayaan diri, lho, apa aja yang ndak baek terjadi sama Bush ini, pertama karena manajemen yang bolong2, kedua jangan2 karena kualat teroris juga ya

ngomong2..ada kitik2 lain..iseng banget, yakin!!
saya trus bertanya2, kenapa ya amrozi yang paling terkenal diantara para teroris itu
bukannya imam samudra katanya pangkatnya lebih tinggi

saya menemukan jawabnya
karena dia mirip DUTA Sheila On 7...hehehe
cek deh poto di sini














dari www.santegidio.org/pdm/img2007/amrozi.jpg
dan
sheilaon7.com/.../Sheila2006_01/DSC_0430.JPG

sempurna...


saya sungguh tidak sempurna
tidak pula dia
meskipun kadangkala ketidaksempurnaan saya mengharapkannya sempurna

saya sungguh tidak sempurna
karena menyesali ketidaksempurnaannya
saya tidak sempurna
karena masih berpikir mengapa dia melakukan hal yang tidak sempurna

sekeras apapun saya berpikir
semuanya tidak akan menjadi sempurna

hey...kenapa saya mesti gundah
bukankah ketidaksempurnaan itu justru membuat saya mestinya tidak risau
karena saya paham betul alasannya
ya karena tidak sempurna tadi
*saya bisa tersenyum...*